Kemendikbud Diminta Menggeber Deradikalisasi di Sekolah

Penanganan radikalisasi kemudian disesuaikan sesuai tingkat keparahan paparannya. Kememdikbud bisa menggandeng institusi lain misalnya BNPT, MUI, NU, Muhammadiyah, dan lainnya untuk melakukan program deradikalisasi di sekolah-sekolah.
"Untuk yang terpapar parah bisa saja melibatkan Densus 88, meskipun opsi ini sebagai alternatif terakhir," ungkapnya.
Yang tidak kalah penting adalah program deradikalisasi ini jangan menciptakan ketakutan dan kegaduhan di sekolah.
Prinsip utama yang harus dipegang adalah anak-anak merupakan aset bangsa. Jika ada yang terpapar paham radikalisme harus diselamatkan, bukan dikucilkan, di-bully atau dihukum.
"Pendekatan preventif akan lebih efektif dibanding tindakan represif," ungkap ketua DPP Partai Gerindra itu.
Dia menambahkan sekolah harus menjadi benteng terdepan melawan virus radikalisme baik yang disebarkan melalui keluarga melalui lingkungan.
Nizar berharap dengan pendidikanlah akan terwujud generasi-generasi muda yang bersih dari paham radikalisme.
"Kemudian generasi-generasi tersebut dapat meneruskan program deradikalisasi di lingkungannya masing-masing, terutama di keluarganya," katanya. (boy/jpnn)
Fakta bahwa pelaku bom bunuh diri di Surabaya akhir pekan lalu melibatkan anak-anak harus menjadi perhatian serius. Terutama bagi para stakeholder pendidikan
Redaktur & Reporter : Boy
- EF Kids & Teens Kini Menjadi English 1, Wajah Baru Pendidikan Bahasa Inggris
- Kemenkes di Guest Lecture U-Bakrie: Mahasiswa Harus Terlibat Aktif Dalam Kampanye Kesehatan Mental
- Gelar Topping Off, Sekolah Terpadu Sedaya Bintang Siap Buka Tahun Ajaran 2025/2026
- Waka MPR Dorong Pengembangan Kompetensi Berkelanjutan Bagi Guru Harus Dijalankan
- Pertamina Dorong Akses Pendidikan Local Hero Lewat Beasiswa
- Indonesia Hadir di Sidang CPD Ke-58 di New York, Dukung Pembangunan Berkelanjutan