Kemendikbudristek Sebut Posisi Perfilman Nasional Makin Kokoh

Kemendikbudristek Sebut Posisi Perfilman Nasional Makin Kokoh
Kemendikbudristek melalui Direktorat Perfilman, Musik, dan Media, Direktorat Jenderal Kebudayaan mengapresiasi serta memfasilitasi keberangkatan sineas Indonesia ke Cannes International Film Festival 2024 yang berlangsung pada 14 s.d.25 Mei di Cannes, Prancis. Foto: dok Kemendikbudristek

jpnn.com, JAKARTA - Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Hilmar Farid mengatakan keterlibatan sineas Indonesia dalam festival film internasional akan makin mengokohkan ekosistem perfilman nasional.

Hilmar menyebut, hal ini telah menunjukkan kemampuan para pelaku film nasional yang bisa menembus pasar dunia.

“Saat ini, pelaku sinema nasional tidak sekadar unjuk gigi di level domestik, tapi sudah berdaya saing di tataran internasional juga. Kembali ikut andilnya pelaku film Indonesia di festival internasional menjadi tanda bukti bahwa kualitas sinema nasional semakin mampu bersaing di mancanegara” ujar Hilmar dikutip, Selasa (28/5).

Seperti diketahui, Kemendikbudristek melalui Direktorat Perfilman, Musik, dan Media, Direktorat Jenderal Kebudayaan mengapresiasi serta memfasilitasi keberangkatan sineas Indonesia ke Cannes International Film Festival 2024 yang berlangsung pada 14 s.d.25 Mei di Cannes, Prancis.

Producers Network menjadi salah satu program utama para produser Indonesia selama berada di Cannes.

Adapun kelima produser Indonesia yang ikut dalam program Producers Network dalam tajuk Producers Under The Spotlight, antara lain Yulia Evina Bhara (Kawan-Kawan Media), Gita Fara (Cineria Films), Ifa Ifansyah (Forka Films), Mandy Marahimin (Talamedia), dan Muhammad Zaidy (Palari Films).

Tak hanya itu, terdapat juga rumah produksi Indonesia yang berpartisipasi dalam Marche Du Film Festival De Cannes (pasar Festival Film Cannes), yaitu MD Pictures, Visinema Pictures, Miles Films, dan Rapi Films. Melalui program ini, para produser serta rumah produksi Indonesia diharapkan dapat memperkenalkan karya-karya mereka di hadapan para pemangku kepentingan perfilman internasional dan membuka kesempatan untuk berjejaring dan berkolaborasi. Terdapat juga pemutaran film Women From Rote Island produksi Bintang Cahaya Sinema di sela-sela Marche Du Films berlangsung serta film Oma yang mengikuti program Cannes Docs berupa documentary pitching guna mendapatkan peluang ko-produksi antarnegara.

Menurut Hilmar, Kemendikbudristek akan terus memberikan akses kepada para sineas Indonesia untuk dapat berpartisipasi di berbagai festival film internasional guna mendapatkan pengalaman,
pertukaran ilmu hingga membuka peluang kolaborasi.

Kemendikbudristek menyebut keterlibatan sineas Indonesia dalam festival film internasional akan makin mengokohkan ekosistem perfilman nasional.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News