Kemenhub dan OJK Bahas Asuransi Penerbangan

jpnn.com - JAKARTA-- Kementerian Perhubungan (Kemenhub) melakukan pembahasan terkait asuransi penerbangan bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Menurut Kepala Pusat Komunikasi Publik Kemenhub Bambang S Ervan, asuransi ini dirancang untuk memberikan perlindungan bagi penumpang yang melakukan perjalanan dengan maskapai penerbangan dari resiko kecelakaan.
"Saat ini rancangannya (asuransi penerbangan) dibahas di Kemenhub. OJK berperan dalam memberikan masukan terkait rencana pembentukan mekanisme asuransi penerbangan," tuturnya di Jakarta, Senin (12/8).
Bambang mengungkapkan, asuransi penerbangan merupakan asuransi yang memiliki tanggungjawab dan nilai pertanggungan yang cukup tinggi. Sehingga Kemenhub sangat berhati-hati dalam menunjuk perusahaan asuransi yang akan memberikan layanan ini kepada masyarakat.
"Asuransi ini akan melindungi penumpang sejak penumpang masuk ke dalam bandara, naik pesawat, hingga keluar dari bandara tujuan," ungkapnya.
Dikatakannya, pihaknya telah merancang persyaratan yang harus dipenuhi oleh perusahaan asuransi dalam menyediakan layanan perlindungan penumpang.
"Salah satu syaratnya adalah modal sendiri minimal Rp 5 triliun. Mau strukturnya sendiri atau konsorsium diserahkan kepada perusahaan asuransi," pungkas Bambang.(ian/jpnn)
JAKARTA-- Kementerian Perhubungan (Kemenhub) melakukan pembahasan terkait asuransi penerbangan bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Menurut Kepala
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- BRCC Indonesia Melaksanakan Ujian Masuk Universitas Tiongkok
- Kejari Muba Menggeledah Dua Kantor Milik Alim Ali, Ada Apa?
- Bakar Semangat Kepala Daerah, Gubernur Lemhannas Ajak Manfaatkan Kebijakan Inovatif
- Pelayanan Celltech Stem Cell Hadir di RS Pusat Pertahanan Negara
- Setelah 7 Bulan Menderita, Maesaroh Kembali ke Indonesia dengan Bantuan Sarifah Ainun
- Jakarta Kena Efisiensi Rp 38 Miliar, Rano Karno: Enggak Besar