Kemenhub Sarankan Merpati Jadi Perusahaan Baru
jpnn.com - JAKARTA - Melihat kondisi maskapai penerbangan PT Merpati Nusantara Airlines (MNA) yang kian terpuruk Dirjen Perhubungan Udara Herry Bhakti mengusulkan agar Merpati saat ini ditutup dan dibentuk baru dengan ciri khas yang berbeda. Itu dilakukan melalui pergantian manajemen dengan strategi yang berbeda karena Merpati saat ini tidak bisa bersanding dengan maskapai penerbangan lainnya.
"Saya pernah usulkan, mulai dengan bentuk perusahaan baru, taruh pesawat yang untung-untung dulu," ujar Herry dalam diskusi 'Sayap Patah Merpati' di Jakarta, Sabtu, (8/2).
Usul ini, kata Herry, diungkapkan pihaknya setelah melihat laporan keuangan Merpati. Dari seluruh operasi Merpati, ungkapnya, pesawat besar seperti Boeing justru mengalami kerugian.
Sementara pesawat jenis MA 60 cukup memberikan keuntungan. Ini yang, kata dia, perlu dipertimbangkan. Untuk saat ini, pesawat-pesawat Merpati, paparnya, tidak dapat bersaing dengan maskapai besar dan maskapai baru lainnya.
"Dari seluruh operasi Merpati, kita lihat mana yang untung dan rugi. Kalau dia mau masuk ke persaingan sekarang dia pasti mati," tegas Herry.
Herry menyatakan Indonesia sebentar lagi akan memproduksi pesawat N 219 baru. Perusahaan Merpati baru, kata dia, dapat memanfaatkan pesawat itu untuk kembali berkembang. Dibandingkan memaksakan memakai pesawat Boeing yang membawa kerugian.
"Kalau di kelas ini dia pasti lebih untung. Tidak usah dulu bersaing dengan yang besar-besar," ujarnya.
Hal senada diungkapkan Sekjen INACA, Tengku Burhanuddin yang juga hadir dalam diskusi itu. Tengku menyatakan pihak Merpati dan Kementerian BUMN harus berani mengambil solusi untuk membentuk perusahaan baru tersebut. Jika tidak, nasib Merpati akan terus terkatung-katung.