Kemenkes: Banyak Negara yang Mengakui Manfaat Obat Tradisional

Kementerian Kesehatan terus mendorong penelitian, pengembangan, hingga penanganan dan pemanenan bahan baku untuk memastikan standar kualitas dalam produksi obat tradisional.
Kementerian Kesehatan juga menyediakan dana alokasi khusus untuk pemerintah daerah agar menggunakan produk lokal.
"Hal ini juga sejalan dengan visi presiden untuk menciptakan masyarakat yang sehat, produktif, mandiri. Kami percaya harus ada lebih banyak tindakan kolaboratif antar pemangku kepentingan untuk meningkatkan ketahanan kesehatan kita," ujar Lucia.
Direktur Pengembangan Bisnis dan Saintifik Dexa Group Raymond Tjandrawinata mengatakan Indonesia memiliki obat tradisional yang baik untuk pencegahan penyakit.
Namun, lanjut Raymond, masih ada mitos tentang obat tradisional, seperti sedikit khasiat, tidak adanya bukti, minim pengetahuan tentang farmakologi herbal, takut salah diagnosis, dosis yang tak tepat, dan sebagainya.
"Ini yang harus kita lawan agar masyarakat mengerti pentingnya Green Pharmacy yang produknya bisa membantu pasien," ujar Raymond.
Raymond menambahkan di masa depan, Green Pharmacy harus menjadi obat integratif untuk pengobatan konvensional, pengobatan gaya hidup, dan terapi komplementer yang terinformasi.
"Jadi, kehidupan manusia akan lebih baik, kualitas hidup menjadi jauh lebih tinggi," ujar Raymond. (cr1/jpnn)
Dirjen Kemenkes Lucia Rizka Andalusia mengatakan obat herbal kini tengah jadi fokus peneliti dan industri farmasi di dunia.
Redaktur : Dedi Sofian
Reporter : Dean Pahrevi
- Kemenkes Hentikan Kegiatan PPDS Anestesi di RS Hasan Sadikin
- Komisi IX Bakal Panggil Kemenkes dan Dekan Kedokteran UNPAD Buntut PPDS Pemerkosa Pendamping Pasien
- Kemenkes Cabut STR Dokter Priguna, Izin Praktik Dibatalkan
- Entrostop Gelontorkan Rp 1 Miliar untuk Emergency Diare Kit Gratis di Lebaran 2025
- Dexa Medica Rayakan 25 Tahun di Kamboja
- Della Surya