Kemenkeu Estimasi Biaya Mereduksi Emisi Karbon: Bukan Angka Main-Main
Selama ini, kata dia, Indonesia telah memiliki pembangkit-pembangkit energi listrik berbasis batu bara, solar, serta fosil.
Kemenkeu memerinci biaya itu akan digunakan untuk dua hal yakni memberikan kompensasi terhadap pembangkit-pembangkit berbasis bahan bakar fosil dan mengubah pembangkit yang telah ada ke dalam Energi Baru Terbarukan (EBT).
“Sehingga kebutuhan kita di sektor energi sangat besar,” tegas Wamenkeu Suahasil Nazara.
Selain itu, Wamenkeu mengatakan sektor yang juga membutuhkan biaya cukup besar adalah kehutanan yaitu mencapai Rp 93,28 triliun dari 2020 hingga 2030.
“Sektor kehutanan memang dalam juta ton emisi yang dikurangi itu besar, tetapi biaya yang diperlukan relatif kecil dibanding energi dan transportasi,” ucap Suahasil Nazara.
Biaya ini digunakan untuk menurunkan emisi di sektor kehutanan sebesar 497 Mton CO2e sesuai target penurunan emisi NDC 29 persen dan 692 Mton CO2e sesuai target NDC 41 persen. (antara/jpnn)
Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?
Kementerian Keuangan membeberkan estimasi biaya untuk mereduksi emisi karbon di Indonesia.
Redaktur & Reporter : Elvi Robia
- AS Optimistis Kembangkan Kerja Sama Ekonomi dengan Pemerintahan Baru
- Indonesia Siap Akselerasi Pertumbuhan Ekonomi dan Investasi Berkelanjutan dari AS
- Lewat Transisi Energi Terbarukan, Indonesia Bisa Menurunkan Emisi GRK
- Tegas, YLKI Tolak Kenaikan PPN 12 Persen
- Pelindo Terus Bangun Kesadaran Lingkungan di Kawasan Pesisir
- Grant Thornton Indonesia Kupas Tuntas Strategi RI Hadapi Tantangan Ketidakpastian Ekonomi