Kemenlu: Travel Advisory Australia Tak Perlu Bikin Panik
jpnn.com - JAKARTA – Pemerintah Australia kembali mengeluarkan peringatan perjalanan atau biasa disebut travel advisory bagi warganya yang ingin pergi ke Indonesia. Seiring dengan pernyataan indikasi aksi teroris, hal tersebut jelas membuat panik masyarakat global tak terkecuali Indonesia.
Namun, pemerintah pun menegaskan bahwa peringatan tersebut tak perlu menjadi alasan untuk panik. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Arrmantha Nasir mengatakan, travel advisory yang dikeluarkan pemerintah Australia per tanggal 25 Februari tersebut sebenarnya tak berarti signifikan. Pasalnya, secara umum, level travel advisory yang disematkan kepada Indonesia sama sekali tidak berubah.
’’Sesuai dengan yang disampaikan oleh pihak Australia, ini tidak meningkatkan level travel advice mereka. Mereka hanya mengatakan bahwa adanya indikasi serangan teror. Jadi, mereka hanya meminta agar warga yang mau berkunjung ke Indonesia untuk lebih berhati-hati,’’ ujarnya di Jakarta kemarin (25/2).
Dalam travel advisory baru itu, lanjut dia, otoritas negara kangguru tersebut hanya mengubah konten narasi yang ada. Salah satu yang mungkin menjadi perhatian adalah bahwa pihaknya menemukan indikasi yang menunjukkan teroris mungkin sedang dalam tahap akhir menyiapkan serangan di Indonesia. Namun, pria yang akrab disapa Tata itu menyoroti kata mungkin yang masih berupa asumsi.
’’Kata mungkin dalam peringatan itu menunjukkan level of certainty (level kepastian,Red). Dan tentu saja, otoritas keamanan di Indonesia terus bekerja mewaspadai semua kemungkinan,’’ imbuhnya.
Jika ditilik dalam website khusus Australia, Smartraveller.gov.au, memang peringatan yang diberikan untuk Indonesia ada pada kategori exercise a high degree of caution. Itu termasuk level dua dalam empat tingkatan dalam travel advisory Australia. Di dalam pernyataan tersebut, otoritas menanda tiga provinsi Indonesia pada level tiga : reconsider your need of travel. Tiga wilayah tersebut adalah Sulawesi Tengah, Papua, dan Papua Barat. Namun, pemerintah tetap memastikan saat ini kondisi dalam negeri masih kondusif. (bil/idr/flo/jpnn)
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Kemendes Tekankan Kolaborasi Lintas Sektor dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup
- Majelis Masyayikh Dorong Penghapusan Dikotomi & Diskriminasi Lulusan Pesantren
- Temuan Baru SEANUTS II soal Konsumsi Susu dengan Pemenuhan Gizi Anak
- Hadiri China Economic and Social Forum 2024, Gus Addin: Inovasi & Kolaborasi untuk Masa Depan Global
- Sudah Saatnya Gapok Guru dan Tendik Rp 7 Juta, Alasannya Masuk Akal
- Dirikan PT Abhipraya Wijaya Sampatti, Irfan: Ingin Membuka Lapangan Kerja