Kemenpera Dinilai Tak Serius
Kelola Fasilitas Likuiditas
Selasa, 21 September 2010 – 20:01 WIB
JAKARTA - Pelaksanaan program fasilitas likuiditas perumahan bagi masyarakat berpenghasilan rendah mendapat sorotan Komisi V DPR RI. Para wakil rakyat itu menilai Kementerian Perumahan rakyat (Kemenpera) setengah hati dalam menjalankan program subsidi perumahan tersebut. Menanggapi itu Deputi Menpera Bidang Pembiayaan Tito Murbaintoro membantah Kemenpera tidak serius melaksanakan pola subsidi perumahan yang baru ini. Menurut dia, sejak APBN-P 2010 ditetapkan pada pertengahan tahun ini, para pejabat serta staf Kemenpera terus melakukan proses penyusunan secara insentif dengan Kementerian Keuangan.
"Kalau serius kenapa sampai sekarang gaungnya tidak kelihatan? Jangankan di wilayah timur Indonesia, di wilayah barat saja sepertinya banyak masyarakat yang belum tahu soal itu," kritik Evita Bulo, anggota Komisi V DPR dari Papua dalam rapat dengar pendapat dengan Sekretaris Kementerian Perumahan Rakyat (Sesmenpera) Iskandar Saleh dan pejabat eselon I Kemenpera di Senayan, Selasa (21/9).
Baca Juga:
Josep Umar Hadi, WakilKketua Komisi V DPR juga ikut mempertanyakan sampai sejauh mana realisasi bantuan fasilitas likuiditas. "Saya khawatir kalau program ini malah tidak jalan. Karena itu pemerintah harus lebih serius lagi, apalagi program ini masih kurang populer di kalangan masyarakat," tandasnya.
Baca Juga:
JAKARTA - Pelaksanaan program fasilitas likuiditas perumahan bagi masyarakat berpenghasilan rendah mendapat sorotan Komisi V DPR RI. Para wakil rakyat
BERITA TERKAIT
- Bank Mantap Indonesia Bantu Kebutuhan Para Pensiunan Lewat 3 Pilar ini
- Tingkatkan Pelayanan, KAI Logistik Pangkas Waktu Tempuh Rute Bandung–Surabaya
- Kementerian BUMN Gelar Workshop Penggunaan AI Dalam Komunikasi Media Sosial
- Distribusikan Pupuk Bersubsidi, Petrokimia Gresik Siapkan Stok Lebih dari 372 Ribu Ton
- Sentinel VIP Indonesia Hadirkan Layanan dengan Konsep No Win-No Fee
- Pertamina Sukses Menjaga Pasokan Energi Nasional Selama Periode Natal dan Tahun Baru