Kementan Adaptasi dan Mitigasi Pertanian Terhadap El Nino

Kementan Adaptasi dan Mitigasi Pertanian Terhadap El Nino
Acara Ngobrol Asyik (Ngobras) Volume 21 dengan tema “Adaptasi dan Mitigasi Pertanian Terhadap El Nino” di AOR BPPSDMP, Selasa (30/5). Foto: Kementan

"El Nino adalah salah satu fenomena sebagai dampak dari climate change, selain itu ada juga La Nina dan serangan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) yang luar biasa. El Nino merupakan fenomena kering di mana curah hujannya itu lebih kering dari biasanya," ujar Kabadan Dedi.

Di sisi lain, pertanian itu perlu air dan salah satu faktor produksi yang sangat penting. Saat terjadi El Nino akan menjadi masalah yang sangat besar, begitu air terganggu maka produktivitas terganggu artinya produksi menurun secara drastis.

“Sebagai insan pertanian, petani dan Penyuluh wajib tahu dan paham apa yang harus dilakukan. Sekarang bahkan bukan hanya antisipasi tetapi juga adaptasi dan mitigasi. Karena hanya itulah yang bisa dilakukan agar produktivitas pertanian bisa dipertahankan,” sambung Dedi.

Pada acara Ngobrol Asyik (Ngobras) Volume 21 dengan tema “Adaptasi dan Mitigasi Pertanian Terhadap El Nino” di AOR BPPSDMP, Selasa (30/5), menghadirkan narasumber Kepala Balai pengujian Standar Instrumen Tanah dan Pupuk Ladiyani Retno Widowati.

Pada paparannya, Ladiyani mengatakan bahwa Biosaka merupakan cairan yang dibuat dari pucuk-pucuk daun atau rumput yang mengandung unsur hara, mengandung ZPT dengan kadar yang cukup tinggi.

Cairan biosaka dikategorikan sebagai alicitor yang berhubungan dengan imunitas tanaman terhadap OPT studi pustaka.

Hasil uji laboratorium pada ramuan Biosaka menunjukkan bahwa kandungan hara makro-mikro adalah sangat rendah, sehingga tidak dapat disebut sebagai pupuk/pestisida.

"Biosaka mengandung ZPT atau zat pengatur tumbuh dengan kadar cukup tinggi," kata dia.

Menghadapi fenomena El Nino, petani didorong tetap meningkatkan produktivitas pertanian.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News