Kementan Ajak Asosiasi Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Peduli Masalah Resistensi Antimikroba

Kementan Ajak Asosiasi Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Peduli Masalah Resistensi Antimikroba
eminar Peningkatan Kesadaran tentang Pencegahan dan Pengendalian Resistensi Antimikroba untuk Dokter Hewan Technical Service. Foto : Humas Kementan

Sementara itu, Tri Satya Putri Naipospos, dari Pengurus Besar Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PB PDHI) menyampaikan bahwa pengendalian AMR harus menggunakan pendekatan one health yang bersifat multisektor dan melibatkan semua aktor dari peternakan ke konsumen, dan dari fasilitas kesehatan ke lingkungan.

Penggunaan antimikroba yang bijak dan bertanggung jawab harus dipahami oleh semua orang yang terlibat dalam sektor peternakan, termasuk dokter hewan yang bekerja diberbagai sektor seperti praktisi, perwakilan dari sektor swasta terutama perusahaan obat-obatan hewan dan pabrik pakan, Asosiasi Obat Hewan Indonesia (ASOHI), ataupun dari berbagai organisasi terkait dokter hewan yakni asosiasi profesi untuk dokter hewan (PB-PDHI) serta Asosiasi Fakultas Kedokteran Hewan Indonesia (AFKHI).

"Ke depan mereka dapat menjadi agen perubahan dalam penggunaan antimikroba yang bijak dan bertanggung jawab di tingkat peternakan dan masyarakat veteriner untuk mengurangi risiko resistensi antimikroba di sektor peternakan dan kesehatan hewan," ujar Tri Satya.

Sementara itu Hari Parathon dari Komite Pengendali Resistensi Antimikroba (KPRA), Kemenkes menegaskan pentingnya penggunaan antibiotik yang bijak.

Hal ini dijelaskannya dapat membantu mencegah dan mengurangi laju AMR sehingga di masa yang akan datang masyarakat masih dapat menggunakan antibiotik.

Hal yang sama juga disampaikan oleh Irawati Fari, Ketua Umum ASOHI dalam paparannya.

Irawati menekankan peran petugas lapang dalam memastikan pemberian obat yang tepat dan bijak.

"ASOHI selalu mendukung Pemerintah dalam implementasi berbagai peraturan, seperti peraturan terkait pelarangan penggunaan antibiotik untuk imbuhan pakan, juga petunjuk teknis untuk medicated feed" ungkap Irawati.

Munculnya bakteri yang resisten terhadap antibiotik yang disebabkan oleh penggunaan antibiotik yang tidak bijak dan tidak bertanggung jawab di berbagai sektor.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News