Kementan dan APO Bahas Peningkatan Produktivitas

Kementan dan APO Bahas Peningkatan Produktivitas
Pelatihan Agribisnis Untuk Tingkat Eksekutif dan Manajer di Bali, Senin (27/2). Foto: Humas Kementan

Menurut Hari, selain semakin meningkatnya kebutuhan konsumsi di atas, tantangan lain yang dihadapi perekonomian Indonesia di sektor pertanian yakni kemampuan daya saing produk pertanian untuk mengakses ke pasar internasional.

Namun demikian, pertumbuhan sektor pertanian masih dipandang lebih lambat dibanding sektor industri.

“Hal ini sangat ditentukan oleh kompetitif daya saingnya bukan hanya produknya, tapi daya saing pelaku bisnisnya. Kita tidak akan melakukan intervensi terus membantu petani, tanpa petani sendiri mampu meningkatkan kapasitasnya dalam rangka meningkatkan usahanya sendiri,” imbuhnya.

Oleh sebab itu, Hari menegaskan, melalui kegiatan pelatihan ini diharapkan pelaku usaha dari berbagai negara dan sektor bisa bertukar ilmu dan pengalaman.

Tujuannya untuk bisa meningkatkan daya saing pertanian dalam negeri.

Namun, peningkatan daya saing dihadapkan pada tantangan pasar bebas dan perubahan iklim.

“Untuk itu, tanpa ada satu peningkatan kapasitas building, petani kita akan sulit untuk bisa berkembang, jangan-jangan kita selalu akan terjebak pada masalah klasik yaitu harga jatuh pada saat panen dan harga tinggi pada saat bukan musimnya. Ini masalah yang perlu didiskusikan agar bagaimanan meningkatkan kapasitas building para pelaku usaha dan membuat model-model usaha berkelanjutan,” ujar Hari.

Direktur Bidang Pertanian Asian Productivity Organization (APO) Muhammad Saeed menegaskan tantangan yang dihadapi dalam pembangunan sektor pertanian saat ini yakni migrasi kelompok usia muda dari perdesaan ke perkotaan serta alih fungsi lahan pertanian menjadi tantangan ketahanan pangan.

Kementerian Pertanian (Kementan) bekerjasama dengan Asian Productivity Organization (APO) menggelar Pelatihan Agribisnis Untuk Tingkat Eksekutif

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News