Kementan Dorong Jateng Genjot Ekspor Melati
Sementara itu, perwakilan PT Alamanda Utama Sejahtera Deni Hardiman mengatakan, pihaknya mengambil bunga melati dari petani di empat kabupaten rutin tiap hari.
Bulan puncak permintaan tertinggi ekspor terjadi pada Oktober-Desember. Namun, karena pasokan relatif sama, harga menjadi tinggi Rp 300 ribu per kilogram, sedangkan saat normal Rp 80 ribu per kilogram.
“Tahun 2018 prediksi ekspor minimal 100 ton. Harapan kami seiring permintaan ekpor tinggi. Ini sangat cerah dan prospektif, relatif tidak ada kompetitor negara lain. Ini mesti ditingkatkan tanam dan produksinya,” kata dia.
“Sebelum diekspor melalui Bandara Soekarno-Hatta, dilakukan proses sortasi, grading dan packaging untuk ekspor bunga segar dan proses merangkai untuk ekspor bunga ronce melibatkan ribuan ibu rumah tangga sekitar,” sambung Deni.
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Tegal Khofifah mengatakan, daerahnya memang dikenal dan sentranya bunga melati. Karena itu, pihaknya siap memperluas tanam di Kecamatan Lebaksiu dan sarana airnya.
“Kami punya potensi lahan cukup luas. Masyarakat sudah biasa membudidayakan tanaman hias. Kami siap perluas pengambangan bunga melati,” ujar Khofifah.
Ketua Kelompoktani di Desa Maribaya, Kecamatan Kramat, Tegal,
Haji Wiryono, mengatakan bahwa menanam bunga melati lebih untung dari tanam lainnya. Umur tanaman hingga 20 tahun. Pada enam bulan pertama sudah bisa panen.
Kementerian Pertanian (Kementan) semakin menunjukkan komitmen meningkatkan ekspor berbagai komoditas pangan.
- Menteri SYL Sampaikan Arah Kebijakan Pertanian Kementan Pada 2021
- Harga Kedelai tak Stabil, Mentan Syahrul Yasin Limpo Langsung Lakukan Ini
- Kementan Ungkap 10 Provinsi Produsen Jagung Terbesar Indonesia
- Realisasi RJIT Ditjen PSP Kementan di Kabupaten Bandung Melebihi Target
- Mentan SYL Tingkatkan Produksi Pertanian di Sulawesi Utara
- Covid-19 Tantangan Bagi Kementan untuk Penyediaan Pangan, Mohon Doanya