Kementan Dorong Tanggamus Bangun Kemitraan Hortikultura
"Pasar ekspor tidak lebih menarik dari pasar lokal. Artinya, keuntungan pasar lokal lebih menarik dari ekspor. Sekarang bagaimana menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Pasar impor dari Filipina masuk, kita selesai," jelas Widodo saat memberikan sambutan di Pekon Sumber Rejo Dusun IV Sailing, Kecamatan Sumber Rejo, Kabupaten Tanggamus, Selasa (11/12).
Kendala di Lapangan
Permintaan akan pisang sejauh ini besar. Hanya saja kendalanya terletak pada musim dan kemauan petani untuk tetap konsisten pada mutu dan kualitas produk. Supriyono menjelaskan bahwa, panen produk sedang terkendala musim. Musim kemarau mempengaruhi hasil panen.
"Saat ini kami tengah memenuhi kebutuhan pasar lokal. Untuk kebutuhan ekspor diperkirakan mulai terpenuhi di bulan Februari - Maret 2019. Pada bulan - bulan tersebut diperkirakan pisang sudah berukuran besar," jelasnya.
Petani binaan juga tidak seluruhnya memahami betul arahan dari perusahaan mengenai kontinuitas kualitas. Salah satu poin penting pasar ekspor adalah besaran ukuran. Masih banyak petani yang hanya mampu menghasilkan pisang berukuran kecil, sehingga produk hanya mampu memenuhi pasar lokal.(jpnn)
Pola kemitraan dijalin dengan perusahaan dan petani atau koperasi mengedepankan unsur keuntungan kedua belah pihak.
Redaktur & Reporter : Djainab Natalia Saroh
- Menteri SYL Sampaikan Arah Kebijakan Pertanian Kementan Pada 2021
- Harga Kedelai tak Stabil, Mentan Syahrul Yasin Limpo Langsung Lakukan Ini
- Kementan Ungkap 10 Provinsi Produsen Jagung Terbesar Indonesia
- Realisasi RJIT Ditjen PSP Kementan di Kabupaten Bandung Melebihi Target
- Mentan SYL Tingkatkan Produksi Pertanian di Sulawesi Utara
- Covid-19 Tantangan Bagi Kementan untuk Penyediaan Pangan, Mohon Doanya