Kementan Dukung Budidaya Organik di Ranah Minang

Kementan Dukung Budidaya Organik di Ranah Minang
Budidaya organik di ranah minang. Foto: Humas Kementan

Dengan lahan 1.000 m2 yang dimiliki kelompok tani ini, pertanaman cabainya mampu mendapatkan keuntungan yang cukup besar. Mereka menanam cabai varietas Kopay, yang harganya mencapai Rp 50.000 per kg.

"Kami membuat benih sendiri dari seleksi tanaman yang baik. Nilai penjualan cabai dari lahan seluas 1.000 m2 mendapatkan Rp 83 juta, selama 10 bulan masa panen", lanjut Dewi.

Untuk memanfaatkan lahan seoptimal mungkin, mereka juga menanam bawang merah diantara tanaman cabainya secara tumpangsari. Dengan modal benih sebanyak 15 kg, mereka dapat menghasilkan keuntungan bawang merah Rp 14,5 juta dalam dua bulan.

Selain bertanam bawang merah dan cabai, Kelompok tani ini juga menanam sayuran lainnya yang sudah mereka jalani selama 8 tahun. Semua benih mereka buat sendiri dari seleksi tanaman yang terbaik.

Pupuk organik yang mereka butuhkan diproduksi sendiri dari ternak sapi yang mereka miliki. Demikian juga dengan kebutuhan pestisida nabati, mereka memproduksinya secara mandiri dengan meramu MOL (mikroOrganisme Lokal) dan tanaman perdu dan semak yang cukup tersedia di lahan pekarangan dan kebun mereka.

Kepala BPTPH Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Propinsi Sumatera Barat Suardi menyampaikan kesiapannya dalam mendukung dan mengawal kelompok tani Sehati sampai proses sertifikasi organik yang akan dilakukan pada awal 2019.(jpnn)


Kementerian Pertanian terus mendorong budidaya organik hortikultura di ranah Minang.


Redaktur & Reporter : Djainab Natalia Saroh

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News