Kementan Dukung Petani Garut Tanam Kapulaga
Sementara itu, Direktur Sayuran dan Tanaman Obat, Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian (Kementan) Prihasto Setyanto mengatakan, pihaknya mendukung penuh pengembangan kapulaga.
Tidak hanya memacu produksi untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, tetapi juga ditargetkan agar dapat diekspor.
Hal ini penting karena berdampak pada peningkatan kesejahteraan petani dan penambahan devisa.
“Produksi kapulaga di dalam negeri tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan sendiri, tetapi juga untuk memenuhi permintaan ekspor dari negara-negara Timur Tengah, Mesir dan India,” jelas Prihasto.
Produksi kapulaga terus meningkat rata-rata sebesar 15,05 persen. Sepanjang 2012 hingga 2017, produksi kapulaga berturut-turut naik mulai 42.973 ton, 54.171 ton, 72.851 ton, 93.121 ton, 86.144 ton, hingga 90.787 ton.
Volume ekspor sepanjang 2012 hingga 2015 sebesar 7.961 ton, 6.697 ton, 7.737 ton dan 6.245 ton.
“Kapulaga termasuk suku jahe-jahean atau zingiberaceae. Tanaman obat ini cukup mudah dalam pemeliharaannya. Namun, tetap membutuhkan budi daya yang baik dan benar supaya dapat memperoleh hasil yang maksimal,” tambahnya.
Uden dan Saroh, sepasang suami istri petani di Desa Mekarsari, sangat bersemangat menanam kapulaga karena budi dayanya tidak sulit dan tak memerlukan modal besar.
Indonesia dikenal sebagai negara tropis yang memiliki berbagai jenis tanaman yang secara turun temurun digunakan sebagai obat.
- Menteri SYL Sampaikan Arah Kebijakan Pertanian Kementan Pada 2021
- Harga Kedelai tak Stabil, Mentan Syahrul Yasin Limpo Langsung Lakukan Ini
- Kementan Ungkap 10 Provinsi Produsen Jagung Terbesar Indonesia
- Realisasi RJIT Ditjen PSP Kementan di Kabupaten Bandung Melebihi Target
- Mentan SYL Tingkatkan Produksi Pertanian di Sulawesi Utara
- Covid-19 Tantangan Bagi Kementan untuk Penyediaan Pangan, Mohon Doanya