Kementan Fokus Genjot Ekspor Komoditas Hortikultura

Kementan Fokus Genjot Ekspor Komoditas Hortikultura
Gedung Kementerian Pertanian. Foto IST

jpnn.com, JAKARTA - Pemerintahan Jokowi-JK berkomitmen untuk mewujudkan kedaulatan pangan dan meningkatkan kesejahteraan petani. Kedaulatan pangan tentunya mampu mencukupi pasokan dari produksi sendiri, bukan dari impor.

Pada komoditas hortikultuta, terhitung mulai 2016 pemerintah telah mencatatkan hasil yang membanggakan.

"Misal, bawang merah mampu dipenuhi dari produksi sendiri bahkan surplus, dengan kata lain terjadi swasembada bahkan telah ekspor ke beberapa negara tetangga. Begitu pun kebutuhan cabai bisa dipenuhi sendiri juga," ujar Dirjen Hortikuktura Kementan Suwandi.

Hingga dengan saat ini, pemerintah masih tetap konsisten menjaga komitmen untuk tidak membuka keran impor.

"Dorongan dari pihak-pihak yang menginginkan dibukanya impor benih bawang merah sedikitpun tidak membuat pemerintah bergeming. Komitmen tersebut dilandasi fakta produksi dalam negeri yang mencukupi serta semangat untuk melindungi petani," katanya.

Data BPS menyebutkan pada 2017, komoditas hortikultura yang ekspor naik tajam yakni bawang merah mencapai 7.750 ton atau naik 953,5 persen dibanding 2016 yang hanya 736 ton. Selanjutnya nenas ekspornya mencapai 210.026 ton atau naik 51,75 persen dibanding 2016 hanya 138.400 ton, salak 966 ton, naik 3,04 persen dibanding 2016 yang hanya 938 ton.

Sejak 2015, Kementan giat mengembangkan kawasan cabai dan bawang merah di luar Jawa. Seperti di Solok, Tapin, Enrekang, Bima, Lombok Timur dan lainnya. Sehingga, pasokan di Luar Jawa tidak lagi tergantung dari sentra di Jawa.

Hasilnya, mulai 2016 pemerintah menyetop total impor bawang merah. Di mana pada tahun sebelumnya yakni 2015 pemerintah mencatat impor bawang merah sebesar 17.429 ton dan 74.903 ton pada 2014.

Pada 2018 ini pemerintah berkomitmen untuk tidak impor cabai segar. Pemerintah malah sedang mendorong ekspor cabai dan sayuran lainnya ke beberapa negara.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News