Kementan Gerak Cepat Mencegah Penyebaran Anthrax di Sulsel dan Gorontalo
Bantuan vaksin dan obat-obatan dari Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Sulawesi Selatan telah diberikan kepada masyarakat pada tanggal 24 Agustus 2017 berupa vaksin Anthrax sebanyak 2.000 dosis, injectamin 10 botol, antibiotik sebanyak 14 botol, desinfektan 7 liter, obat cacing 2 pot dan formalin 5 liter.
“Vaksinasi massal juga telah dilakukan terhadap 300 ekor sapi dan pengobatan juga telah diberikan terhadap 118 ekor sapi,” ungkap Sulaxono. Menurutnya, hingga saat ini kasus telah bisa dikendalikan dan tidak ditemukan kematian sapi.
Sementara itu, terkait dengan adanya kasus Anthrax di Gorontalo, Ditjen PKH Kementan pada tanggal 25 Agustus 2017 hingga hari ini (31 Agustus 2017) telah secara langsung melakukan gerak cepat dengan mengerahkan Tim yang diketuai oleh drh. Sulaxono Hadi (Kepala Balai Besar Veteriner Maros) dengan anggota drh. Faizal Zakaria MSc, drh. Titis Djatmikowati dan paramedik Faizal, serta Tim Pusat terdiri dari drh. Wahyu Eko dan drh. Ermawanto (Staf Direktorat Kesehatan Hewan Ditjen PKH).
Tim telah turun ke lokasi kasus. Selain tim pusat, Tim Provinsi Gorontalo dan Kabupaten Gorontalo juga turun ke lokasi yang terdiri dari drh. Fitasari Octaviany Tuna, drh. I.Ketut Bayu Kumat, drh. Asriena S. Dunggio dan drh. Zainul Alim.
Tim gabungan sampai saat ini masih melakukan kegiatan pengamanan dan pengendalian bersama Dinas dan Kepolisian setempat. Dalam investigasi yang dilakukan oleh Tim tersebut diperoleh laporan adanya 6 ekor sapi yang mati pada tanggal 28 Agustus 2017 milik seorang peternak bernama Usman Ismail di Kelurahan Bolihuangga dan Kelurahan Tenilo Kecamatan Limboto.
Pengambilan sampel terhadap ternak yang mati telah dilakukan oleh petugas Dinas untuk diperiksa secara cepat dengan pewarnaan sederhana di laboratorium kabupaten. Hasil pengujian cepat di laboratorium kabupaten menunjukkan adanya kuman batang papak yang diduga kuat merupakan kuman Bacillus anthracis.
Pada tanggal 30 Agustus 2017, saat Tim BBVet Maros dan Tim Direktorat Kesehatan hewan di lapangan menjumpai adanya 4 ekor sapi mati di kelurahan yang sama yang diduga terserang Anthrax. Pengambilan sampel telah dilakukan Tim untuk diuji di Laboratoriun Bakteriologi BBVet Maros.
Tim gabungan langsung melakukan tindakan cepat sebagai upaya mencegah dan mengendalikan penyebaran penyakit Antrhax di daerah ini diantaranya adalah :
1). Pada tanggal 28 Agustus telah dilakukan vaksinasi sebanyak 295 ekor sapi dan pengobatan antibiotika terhadap 117 ekor sapi;
2). Melakukan penutupan wilayah tertular;
3). Menjaga lalulintas ternak bekerjasama dengan Kepolisian setempat dan melakukan pelarangan bagi peternak untuk melalulintaskan ternak sapinya keluar desa dan kecamatan tertular.
4). Melakukan komunikasi dan edukasi kepada masyarakat terkait dengan tata cara penanganan dan pengendalian penyakit Anthrax.
5). Public Awareness pada TVRI lokal yang dilakukan langsung pada tgl 30 Agustus dengan Narasumber Kepala Dinas Pertanian Propinsi, Kadis Peternakan dan Kesehatan Kabupaten Gorontalo dan Kepala BBVet Maros.
Selain itu, Pemerintah pusat melalui Timnya telah memberikan bantuan obat-obatan untuk peternak pada tanggal 30 Agustus berupa Limoxin 42 botol, Buposolamin 12 botol, serta Destan 12 botol. Saat ini Tim masih di lokasi untuk melaksanakan investigasi, serta tindakan yang diperlukan di lapangan.
Dalam rangka mencegah dan mengendalikan penyebaran penyakit Anthrax di Sulawesi Selatan dan Gorontalo, Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat
- Pemprov Kalsel Siapkan 41.829 Hektare Untuk Optimalisasi Lahan Rawa
- Pelaku Usaha Harapkan Prabowo Bentuk Badan Otoritas Sawit
- Jadi Mitra Strategis Kementan, Kementrans Siap Bantu Penyediaan Tenaga Kerja
- DWP Kementan Memperkuat Peran Strategisnya Sejalan dengan Visi Indonesia Emas 2045
- Baharkam Polri Siapkan Pilot Project Peningkatan Komoditas Jagung di Cianjur
- Dukung Ketahanan Pangan, Kementan Bagikan Ribuan Benih Buah di CFD Bekasi