Kementan Gugah Semangat Juang Penyuluh Pertanian Sediakan Pangan Nasional

Kementan Gugah Semangat Juang Penyuluh Pertanian Sediakan Pangan Nasional
Ngobrol Asyik (Ngobras) Penyuluhan Volume 35 yang bertemakan "Strategi Ketersediaan Pangan Nasional" di Bogor, Selasa (5/9). Foto: Kementan

"Penyuluh tidak bisa jalan sendiri, perlu ada peran kepemimpinan formal dan informal yang mendukung mereka," tegasnya.

Mulyono memaparkan perlunya kelembagaan yang menghimpun input intelektual seperti Penyuluh dalam bentuk Balai Penyuluhan Pertanian (BPP).

Kelembagaan-kelembagaan seperti BPP, kios yang merupakan kelembagaan input produksi, Lembaga Keuangan Masyarakat sebagai lembaga keuangan, hingga kelembagaan pasar, diakui Mulyono sangat dibutuhkan untuk menguatkan petani.

"Penyuluhan harus dikembalikan ke khittahnya untuk mendidik petani dalam meningkatkan kapasitasnya. Buatlah kelembagaan seperti dulu lagi," pesannya.

Ketua Harian DPD HKTI Jawa Barat Entang Sastraatmadja pun setuju dengan ucapan Mulyono Machmur.

Di masa lalu, kesuksesan pangan ditopang oleh peneliti, penyuluh, dan pemerintah daerah.

"Petani akan bisa meningkatkan produksi jika hubungan penyuluh dan peneliti berjalan beriringan. Pemerintah daerah melalui kepala daerah mendukung dan memandang penting pertanian sebagai Langkah utama menyediakan pangan," katanya.

Karena itu, penjaminan bagi penyuluh sangat diharapkan dari Kementan, agar penyuluh tetap memiliki semangat juang tinggi bagi pertanian.

Kementan meningkatkan peran dan fungsi serta semangat penyuluh pertanian dalam strategi ketersediaan pangan nasional, terutama menghadapi El Nino.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News