Kementan Gunakan Teknik Ini untuk Tingkatkan Budi Daya Padi IP400
jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Pertanian (Kementan) memiliki strategi untuk mengantisipasi perubahan iklim dalam meningkatkan ketersediaan pangan serta upaya wasembada pangan, khususnya beras.
Salah satunya ialah melalui perluasan areal tanam, peningkatan produktivitas, dan Indeks Pertanaman (IP) 400 atau tanam padi 4 kali setahun.
Dirjen Tanaman Pangan Suwandi mengatakan salah satu supporting sistem dalam gerakan IP400 adalah benih genjah dan teknik semai culik.
Dia menjelaskan teknik itu memperpendek waktu tanam semai benihnya hanya 15 sampai 20 hari untuk kemudian ditanam.
Penyemaianya pun diharus di luar lahan yang ditanam (bisa di pematang, pekarangan, halaman rumah, bisa menggunakan tray susun).
"Target Bapak Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo adalah produksi harus naik, produktivitas 6 ton perhektar, harus swasembada pangan pada Agustus 2022 nanti, sudah 3 tahun kita tidak impor beras umum," kata Suwandi pada webinar Bimbingan Teknis dan Sosialisasi Propaktani, Jumat (11/2) kemarin.
"Harus tumbuh penangkar benih genjah dan super genjah di sentra IP400 dan dikawal oleh BPSB, seperti Sukoharjo, Klaten, Sragen, Grobogan, Cilacap, dan sentra Jawa Barat lainnya," lanjut Suwandi.
Kepala Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi) Yudi Sastro menjelaskan selain menambah preferensi petani terhadap varietas unggul baru juga bisa menjadi pilihan baru untuk padi umur genjah.
Kementerian Pertanian (Kementan) memiliki strategi untuk mengantisipasi perubahan iklim dalam meningkatkan ketersediaan pangan serta upaya wasembada pangan, khususnya beras.
- Bagaimana Cara Daftar Brigade Swasembada Pangan? Ini Penjelasan Kepala BPPSDMP Kementan
- Usut Kasus Korupsi Pengadaan X-Ray Kementan, KPK Panggil Sunarto Sulai
- Gelar Rapat Maraton, Mentan Amran Ingin Buat Lompatan Besar Menuju Swasembada Pangan
- Lumbung Pangan Group Luncurkan Beras Premium Petani Indonesia Hebat
- Pemprov Jateng Salurkan 10 Ton Beras Cadangan Pangan
- Kementan Beri Pendampingan dan Penerapan Mekanisme ke Petani di Merauke