Kementan Imbau Petani Membuat Sodetan Sungai untuk Hadapi Kekeringan

“Sebelum saluran ini dibuat, sewa lahan hanya Rp 300.000 per bahu, sekarang menjadi Rp 7 juta per bahu. Tentunya ini menguntungkan petani,” tuturnya.
Laporan petugas Pengamat Organisme Pengganggu Tanaman (POPT) di lapangan menyebutkan, sedikitnya terdapat 5 kecamatan di Indramayu yang telah mengalami kekeringan dengan total luas terkena 634 ha dan terancam 6.430 ha.
Salah satu sumber masalah adalah terdapatnya tanggul yang mengalami kerusakan pada bangunan saluran sekunder Kandang Haur (B.Khr 4).
Hal ini menyebabkan terhentinya pasokan air irigasi di 5 kecamatan, yaitu Kecamatan Haurgeulis, Gabuswetan, Kandanghaur, Bongas dan Anjatan.
Akibatnya, sekitar 3.000 ha lahan sawah terancam kekeringan dan sekitar 6.900 orang konsumen kekurangan air bersih.
Karena itu, Balai Besar Wilayah Sungai dan Perum Jasa Tirta (PJT) II bersama Kelompok Tani telah melakukan perbaikan 2 siphon agar segera mengalirkan air ke wilayah Kandanghaur.
Pada masa penanganan, air dapat dioptimalkan pada wilayah lain dengan melakukan percepatan tanam agar tidak terdampak kekeringan.
Setelah air dapat dialirkan melalui 2 siphon, maka debit air akan dimaksimalkan untuk dialirkan ke wilayah Kandanghaur selama 3-5 hari. Sedangkan pada Daerah Irigasi (DI) Rentang, disiplin petani gilir giring air terus ditingkatkan.
Petani yang lahan sawahnya dekat dengan sungai dianjurkan membuat saluran sodetan sungai untuk mengatasi kekeringan. Seperti yang dilakukan petani di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat.
- Wamentan Sudaryono Optimistis Indonesia Jadi Lumbung Pangan Dunia
- Kementan Cetak Petani Muda, Indonesia Jadi Role Model Global
- Mentan Amran dan Wamentan Sudaryono Jadi Ujung Tombak Mencapai Swasembada Pangan
- Kementan Gelar Forum Komunikasi Publik Standar Pelayanan RIPH
- Kementan Gelar Forum Komunikasi Publik Penerbitan Standar Pelayanan Produk PSAT
- Mentan: Pengamat Rugikan Negara Rp5 Miliar Bukan Sosok Asing, Guru Besar