Kementan Lepas Ekspor Telur Ayam Tetas ke Myanmar
Begitu juga dengan ekspor telur unggas sebanyak 386 ton atau meningkat 27,39 persen dibandingkan 2016. Secara umum, sektor peternakan Indonesia turut meningkatkan ekonomi negara.
Selama 2015-2017 misalnya, rata-rata pertumbuhan volume ekspor mencapai 8,16 persen , dan nilai ekspornya sebesar 18,69 persen.
"Dengan mulai terbukanya akses pasar beberapa negara, saya berharap kepada semua pelaku usaha, termasuk PT ULU untuk terus dapat meningkatkan kuantitas maupun kualitas produk siap ekspor, sehingga produk peternakan Indonesia lebih mampu bersaing di perdagangan internasional," pungkas dia.
Sementara itu, pimpinan PT ULU Sahudin mengatakan, produk telur tetas ayam ULU 101 merupakan salah satu hasil teknologi persilangan antara ayam pelung jantan dengan ayam ras betina indukan.
Hasil tersebut menjadi final stock ayam komersial yang dinamakan ayam ULU 101 yang memiliki performa dan kualitas daging yang baik, sehingga menjadi daya tarik tersendiri bagi konsumen.
Menurutnya, ekspor perdana telur tetas ini ke Myanmar menjadi langkah awal memperkenalkan Ayam ULU 101 ke pasar internasional. "Negara ekspor selanjutnya adalah Malaysia, Singapura dan Timor Leste," pungkas dia. (tan/jpnn)
Ekspor telur ayam tetas ini membuktikan bahwa Indonesia mulai menunjukkan kedaulannya di sektor pangan.
Redaktur & Reporter : Natalia
- Menteri SYL Sampaikan Arah Kebijakan Pertanian Kementan Pada 2021
- Harga Kedelai tak Stabil, Mentan Syahrul Yasin Limpo Langsung Lakukan Ini
- Kementan Ungkap 10 Provinsi Produsen Jagung Terbesar Indonesia
- Realisasi RJIT Ditjen PSP Kementan di Kabupaten Bandung Melebihi Target
- Mentan SYL Tingkatkan Produksi Pertanian di Sulawesi Utara
- Covid-19 Tantangan Bagi Kementan untuk Penyediaan Pangan, Mohon Doanya