Kementan Minta Petani Lebih Bijak Gunakan Pestisida
"Nilai ini dinyatakan dalam miligram residu pestisida per kilogram hasil pertanian," tambahnya.
Dalam penilaiannya, semakin kecil angka BMR suatu pestisida pada komoditas tertentu, menggambarkan semakin berbahanya pestisida tersebut.
Dengan demikian, apabila hasil pertanian mengandung residu pestisida, bukan berarti tak aman konsumsi. Karena bisa jadi hasil deteksinya masih di bawah BMR.
Kementan selalu mendorong petani agar menerapkan budidaya pertanian yang ramah lingkungan. Yaitu menggunakan lebih banyak pupuk organik, agensia hayati, pestisida nabati, sehingga produk yang dihasilkan lebih aman untuk dikonsumsi oleh masyarakat, sehat untuk petani dan lingkungan.
"Yang terpenting adalah menurunkan biaya usaha tani sehingga produk lebih berdaya saing dan menambah kesejahteraan petani. Karena itu, gunakan pestisida dalam Enam Tepat, yaitu tepat sasaran, tepat mutu, tepat jenis, tepat waktu, tepat dosis dan konsentrasi serta tepat cara penggunaannya," paparnya.
Ia mengatakan, untuk menciptakan masyarakat Indonesia yang sehat dan berkualitas, maka harus tersedia pangan secara cukup dan bermutu.
“Sehingga beras yang dikonsumsi harus beras sehat bebas residu bahan kimia, khususnya residu pestisida yang dapat membahayakan kesehatan manusia,” ungkapnya. (adv/jpnn)
Petani kerap kali menggunakan pestisida untuk mengendalikan hama penyakit untuk tanamannya.
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Dukung Ketahanan Pangan, IsDB & IFAD Kembangan Pertanian Dataran Tinggi
- Program Upland Kementan Diharapkan Bisa Perkuat Ketahanan Pangan
- IFAD Tinjau Program UPLAND di Garut Untuk Tingkatkan Produktivitas & Kesejahteraan Petani
- Bagaimana Cara Daftar Brigade Swasembada Pangan? Ini Penjelasan Kepala BPPSDMP Kementan
- Usut Kasus Korupsi Pengadaan X-Ray Kementan, KPK Panggil Sunarto Sulai
- Gelar Rapat Maraton, Mentan Amran Ingin Buat Lompatan Besar Menuju Swasembada Pangan