Kementan: NTP Agustus Naik Karena Peningkatan Produktifitas Pertanian

jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Pertanian menyambut positif rilis terkini Badan Pusat Statsitik (BPS) yang mencatatkan kenaikan Nilai Tukar Petani (NTP). Hal ini, menurut Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kuntoro Boga Andri, merupakan parameter membaiknya daya beli atau kesejahteraan petani.
“Ini merupakan dampak dari produksi yang meningkat secara signifikan hampir pada semua komoditas pertanian. Data BPS menjadi bukti pembangunan pertanian kita berdampak signifikan bagi kesejahteraan petani," ujar Kuntoro di Kementan, Selasa (3/9).
Kuntoro mengomentari rilis BPS, yang mencatat nilai tukar petani (NTP) secara nasional mengalami kenaikan 0,58 persen pada Agustus 2019 (103,22) dibandingkan bulan lalu 102,64. Menurut dia, trend NTP ini terus membaik sejalan dengan peningkatan produktifitas pertanian.
"Bila dibandingkan dengan riset Bappenas, maka data BPS ini punya korelasi positif. Bappenas mengatakan program Kementan memacu pertumbuhan ekonomi daerah. Ini bukti kerja keras Kementan membuahkan hasil positif," tegas Kuntoro.
Sebelumnya, Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, kenaikan NTP kali ini dikarenakan indeks harga yang diterima petani naik 0,69 persen, lebih tinggi dari kenaikan indeks harga yang dibayar petani sebesar 0,11 persen.
Kenaikan NTP pada Agustus 2019 dipengaruhi oleh naiknya NTP di empat subsektor pertanian, kecuali perkebunan. Pertama, NTP subsektor tanaman pangan sebesar 1,11 persen.
"Salah satu penyebabnya kenaikan harga gabah dan jagung," ujar Suhariyanto, Senin (2/9).
Kedua, NTP hortikultura yang mengalami kenaikan 0,30 persen. Kenaikan harga disumbang cabai merah dan cabai rawit karena harga di tingkat konsumen naik. Adapun komoditas cabai merah menyumbang inflasi sebesar 0,1 persen dan cabai rawit sebesar 0,07 persen.
Ini merupakan dampak dari produksi yang meningkat secara signifikan hampir pada semua komoditas pertanian. Data BPS menjadi bukti pembangunan pertanian kita berdampak signifikan bagi kesejahteraan petani.
- Bulog Cetak Penyerapan Gabah Petani Capai 725.000 Ton, Rekor Tertinggi 10 Tahun Terakhir
- Meraup Untung dari Kemacetan Arus Mudik, Pedagang Kopi Keliling Berseliweran
- Serapan BULOG Melonjak 2.000 Persen, Hendri Satrio: Dampak Tangan Dingin Mentan Amran
- Santri Turun ke Desa, Kembangkan Pertanian dan Peternakan
- Hadapi Puncak Panen, Bulog Jatim Optimalisasi Sarana Pengeringan dan Pengolahan
- Raker dengan Pejabat di Kementan, Legislator NasDem Sorot Program Cetak Sawah