Kementan Pacu Produksi Kapulaga Sebagai Tanaman Obat

Kementan Pacu Produksi Kapulaga Sebagai Tanaman Obat
Salah satu tanaman obat yang banyak ditanam adalah kapulaga (Amomum cardamomum). Foto: Humas Kementan

Uden dan Saroh, sepasang suami istri petani di Desa Mekarsari, sangat bersemangat bertanam kapulaga karena budidayanya tidak sulit dan tidak memerlukan modal besar. Saat ini harga kapulaga kering dihargai lumayan tinggi yaitu Rp 83 ribu/kg. Harga pada umumnya sekitar Rp 40 sampai 60 ribu/kg.

Menurut Saroh, petani di Garut biasa menanam kapulaga di bawah tegakan tanaman tahunan seperti albasia atau pisang. Lahan seluas 200 tumbak atau 3000 m2 dalam sekali panen dapat menghasilkan 50 - 75 kg kapulaga kering dan mampu dipanen tiga kali dalam setahun.

“Di Garut biasa menanam kapulaga dibawah tegakan tanaman tahunan seperti albasia atau pisang. Jika rajin memberi pupuk urea dan ZA serta lahan bersih dari gulma maka tanaman kapulaga akan rajin berbuah. Lahan yang ditanami sekitar 200 tumbak atau 3000 m2 sekali panen dapat menghasilkan 50 sampai 75 kg kapulaga kering. Ini bisa dipanen setahun 3 kali yaitu pada September, Januari dan Mei,” ungkap Saroh.

Sementara itu, Ilan, salah satu pedagang pengempul besar rempah di Garut mengakui senang terhadap perkembangan kapulaga di Kota Garut karena selain cepat, kapulaga sangat menguntungkan dan mudah untuk dijual. Pada musim panen gudangnya dapat menyerap kapulaga sekitar 1 ton/hari.

“Selain ke para pengepul, Kapulaga ini langsung diserap oleh industri jamu dan obat di dalam negeri maupun ekspor ke beberapa negara seperti, Timur Tengah, Mesir dan India,” ungkapnya.(adv/jpnnn)


Menurut Saroh, petani di Garut biasa menanam kapulaga di bawah tegakan tanaman tahunan seperti albasia atau pisang.


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News