Kementan: Penyakit Kulit Berbenjol pada Sapi Tidak Menulari Manusia, Aman

jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Pertanian (Kementan) memastikan penyakit kulit berbenjol atau lumpy skin disease (LSD) pada sapi di Provinsi Riau tidak berbahaya bagi kesehatan masyarakat.
Hal ini disampaikan Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dirjen PKH) Nasrullah pada Sabtu (12/3).
"Penyakit ini tidak menular dari hewan ke manusia atau bukan penyakit zoonosis," ungkapnya.
Menurut Nasrullah, daging sapi atau kerbau yang tertular LSD dan kemudian telah sembuh masih dapat dikonsumsi setelah bagian-bagian yang terdampak dihilangkan.
"Pastikan daging yang akan dikonsumsi berasal dari rumah potong hewan yang diawasi dokter hewan," tambahnya.
Dia menyatakan, daging yang dijual di masyarakat selama memiliki bomor kontrol veteriner (NKV) atau berasal dari rumah potong hewan yang memiliki NKV pasti telah diperiksa sebelum ternaknya dipotong dan setelah dipotong.
"Jadi, masyarakat tidak usah khawatir atau ragu untuk membeli dan mengonsumsi daging sapi atau kerbau," imbuhnya.
Dia juga meminta masyarakat agar hewan yang masih sakit untuk tidak dijual, dilalulintaskan, atau dipotong.
Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Nasrullah menyatakan, penyakit kulit berbenjol pada sapi tidak menular dari hewan ke manusia
- Serapan BULOG Melonjak 2.000 Persen, Hendri Satrio: Dampak Tangan Dingin Mentan Amran
- BEEF Operasi Pasar, Harga Daging Kerbau Beku Dijual Rp 75 Ribu
- Raker dengan Pejabat di Kementan, Legislator NasDem Sorot Program Cetak Sawah
- Harga Cabai Makin Pedas jelang Lebaran 2025, Daging Sapi Apa Kabar?
- Kementan Gelar Pelepasan Ekspor Gula Semut dari Kulon Progo
- KPK Amankan Dokumen dan Barang Bukti Elektronik di Kantor Hukum Visi Law Office