Kementan Perkuat Brigade Pangan dan Program Oplah di Bengkayang
"Rekan-rekan pendamping yang akan mendampingi selama 2-3 bulan ini adalah ASN baru di Kementan supaya mendapat pengalaman praktis, karena mereka bekerja di Kementan dan harus tahu program-program utama Kementan salah satunya ialah BP."
Santi sangat berharap BP sudah bisa segera bekerja di lapangan, biarpun tidak semua areal pertanaman dapat dikelola. MoU agar segera diselesaikan dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Selain itu jadwal tanam dan analisis usaha taninya juga segera diselesaikan. Hal ini supaya dipastikan bahwa keuntungan yang diperoleh minimal Rp10 juta per bulannya.
Sementara itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Bengkayang yang diwakili oleh Kepala Bidang Penyuluhan dan Ketahanan Pangan, Ana Mariyani mengungkapkan bahwa Kabupaten Bengkayang mendapatkan target oplah sebesar 500 hektare dengan target tiga BP.
Khusus di Kabupaten Bengkayang terbentuk empat BP, yakni BP Pesisir Raya dengan luas lahan sejumlah 115 Ha dengan lima poktan, pada dua kecamatan, yaitu Kec. Sungai Raya Kepulauan dan Sungai Raya. Lalu BP Perintis Muda dengan luas115 Ha dengan empat poktan, BP Lembah Salmon 125 Ha dengan enam poktan, dan terakhir BP Sangkaro 145 Ha dengan enam poktan.
BP di Kab Bengkayang agak sedikit berbeda karena lokasinya sangat berjauhan, sehingga untuk pengajuan alsintan sangat susah dan belum berani mengambil combine harvester karena kultur tanahnya tidak memungkinkan. Bantuan pompa ada tiga buah untuk 3 BP dan sudah dioperasikan.
Ana menambahkan, bahwa progres BP dan SK pembentukan sudah dibuat dan sudah diinput kedalam SIMLUHTAN, untuk penanaman oplah sudah 100% diproses. Untuk pengajuan saprodi dan alsintan sudah dilaksanakan. Selain itu, usulan penyuluh pertanian pendamping sudah disampaikan, namun MoU peserta petani sampai saat ini belum dilaksanakan dan masih menunggu arahan lebih lanjut.
“Karena untuk meningkatkan IP menjadi 3 masih susah dengan berbagai faktor karena adat istiadat di sini setelah tanam tidak tanam lagi untuk pembagian waktu tanam ketiga harus didiskusikan lagi,” kata Ana.
Kendala yang dihadapi di antaranya pemahaman tentang BP, sehingga perlu adanya bimtek khusus tentang BP dan penyuluh pertanian pendamping harus segera ditindaklanjuti.
Brigade Pangan tidak hanya mengoptimalkan pemanfaatan lahan, tetapi juga menjadi model pemberdayaan petani.
- Kementan Dorong Optimalisasi Lahan di Kalimantan Utara
- Pertamina Fasilitasi RPU Meraih Sertifikasi Halal demi Dorong Swasembada Pangan
- Tani Merdeka dan Mahasiswa Aceh Bersinergi Dukung Swasembada Pangan
- 100 Hari Kerja, Mentrans Iftitah & Wamen Viva Yoga Aktif Berkoordinasi, Ini Tujuannya
- Prabowo Potong Anggaran Seremoni dan Perjalanan Dinas Pemerintah, Hemat Rp 20 Triliun!
- Kemiskinan Petani dan Upaya Swasembada Pangan