Kementan Prediksi Harga Cabai Kembali Normal pada April 2021

Proses pemasakan buah menjadi lebih lama karena kurangnya intensitas cahaya matahari.
Masa produktif tanaman juga menjadi lebih pendek, yang biasanya 12-20 kali petik, saat ini hanya 8-12 kali petik.
Penyebabnya, pematangan buah menambah hari petik yang biasanya 4 hari bisa 7 sd 8 hari per sekali petik.
"Tak hanya itu, musim hujan juga meningkatkan serangan OPT seperti virus kuning, antraknosa, lalat buah, dan lain sebagainya," ujar Anton.
Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan, serangan OPT terbanyak adalah virus kuning 26 persen, antraknosa 29 persen, lalat buah 17 persen, virus keriting 16 persen dan thrip 12 persen dari luas pertanaman yang ada.
Anton menegaskan secara nasional luas pertanaman cabai yang terkena serangan OPT saat ini sebanyak 1.152 ha dan puso 0,15 hektare
Menurutnya, virus kuning menyebabkan tanaman tidak berkembang dan tak produktif.
Jika tanaman yang terserang masih bertahan, maka produktivitasnya menurun 20 persen - 30 persen.
Serangan antraknosa dan lalat buah yang masif mendorong petani untuk memanen sebelum waktunya sehingga kualitas menjadi turun.
Kementan memastikan produksi tetap ada, petani menanam cabai rawit walaupun memang ada penurunan luas tanam sebagai akibat dari harga yang kurang kompetitif sepanjang 2020.
- Kementan Gandeng Babinsa TNI untuk Jalankan Program Oplah di Malinau
- Harga Pangan Hari Ini, Cabai Makin Mahal, Bawang Ikut-ikutan
- Raker Bareng Kementan, Anggota Komisi IV DPR Singgung Kesejahteraan Petani & Harga Cabai Rawit
- Cabai Rawit Masih Rp 89.400 Per Kilogram, Harga Bawang Putih Makin Tinggi
- Polda Jateng Pastikan MinyaKita di Kudus Sesuai Standar, Beda dengan Temuan Kementan
- Soal Skandal di Produk MinyaKita, Legislator PDIP Mengkritisi Pengawasan Kemendag