Kementan Prediksi Harga Cabai Kembali Normal pada April 2021

Cuaca eksterm ini juga menyebabkan banjir di beberapa wilayah sentra produksi cabai. Dampaknya, pertanaman rusak bahkan puso.
Berdasar data dari Direktorat Perlindungan Hortikultura total luas pertanaman cabai nasional yang banjir dan puso pada Oktober-Desember 2020 seluas 431 hektare yang tersebar di Jawa Barat, DIY, dan Jawa Timur.
Pada Januari-Februari 2021 seluas 404,7 hektare yakni di Kalsel, Sumut, Sumbar, Sulteng, Kalbar, Jambi, Jatim, dan NTT.
Hamid selaku Ketua Asosiasi Cabai Indonesia dan Juhara salah satu champion Cabai, membenarkan hal tersebut.
Pihaknya menjelaskan berdasar pantauan dari seluruh anggota perwakilan di daerah sentra, kurangnya produksi cabai saat ini juga dikarenakan berkurangnya luas tanam.
Petani sempat merugi karena rendahnya harga cabai akibat pandemi Covid-19 yang terjadi pada Maret-September 2020.
Hal tersebut membuat banyak petani tidak balik modal bahkan merugi sehingga pada musim tanam saat ini mereka mengurangi populasi pertanaman cabainya.
Luas tanamnya berkurang, sehingga produksi juga demikian. Jadi, efek berantai tersebut menjadi akumulasi terhadap penurunan produksi.
Kementan memastikan produksi tetap ada, petani menanam cabai rawit walaupun memang ada penurunan luas tanam sebagai akibat dari harga yang kurang kompetitif sepanjang 2020.
- Kementan Gelar Forum Komunikasi Publik Standar Pelayanan RIPH
- Kementan Gelar Forum Komunikasi Publik Penerbitan Standar Pelayanan Produk PSAT
- Mentan: Pengamat Rugikan Negara Rp5 Miliar Bukan Sosok Asing, Guru Besar
- Harga Cabai Rawit Masih Pedas, Sebegini Per Kilogram
- Wujudkan Satu Data Pertanian di Kabupaten Sukabumi, Kementan dan BPS Bersinergi
- EWINDO Bakal Resmikan Fasilitas Penelitian & Pengembangan Baru Benih Hortikultura