Kementan: Program CSA Terbukti Tingkatkan Kesejahteraan Petani
Dia mencontohkan produk pertanian seperti kedelai, daging sapi, bawang putih, kalah bersaing dengan negara lain karena efisiensi produksi harga pokok produksi jauh lebih tinggi dibanding negara pengimpor pangan.
"Jadi, sekarang bagaimana kita bisa menekan ongkos produksi, itu yang akan menyelamatkan pembangunan pertanian," katanya.
"Kalau ingin menang di pasar global, kita genjot produktivitas, perbaiki kualitas dan tekan ongkos produksi. Kalau itu terjadi, maka daya saing kita akan meningkat dan akan menjadi tuan rumah dinegara sendiri bahkan di mancaegara dan bisa ekspor," sambungnya.
Persepsi pertanian yang hanya cukup untuk menutupi kebutuhan sendiri, itu harus dihilangkan.
"Kita harus berpikir bagaimana menghasilkan duit sebanyak- banyaknya yaitu dengan membangun sistem agrobisnis yang baik," katanya.
"Dengan kepemilikan lahan 0,3 hektare per petani, dengan alsintanpun hasilnya tidak akan maksimal. Maka melalui KEP dengan menggabungkan Poktan dan Gapoktan harus terbangun. Berpikir bisnis, efisiensi, meningkatkan produktivitas dan kualitas sehingga bisa bersaing serta meningkatkan kesejahteraan petani," tegas Kabadan Dedi.
Sementara itu, Kepala Bidang Penyuluhan Dinas Pertanian Provinsi Jawa Tengah Dani Harun mengatakan dengan diadakannya Bimtek pengembangan KEP dan KWT, maka mampu menyumbangkan deplasi Provinsi Jawa.
Menurutnya, ini merupakan momentum penting bagi keberlanjutan dalam meningkatkan bisnis KEP dan KWT.
Program CSA terbukti meningkatkan kesejahteraan petani melalui daya saing produk pertanian.
- PNM Dorong Pengembangan Usaha Petani Kopi Kintamani lewat 2 Strategi
- TJSL PELNI Resmikan Desa Mandiri Penghasil Sayur di Cianjur
- PTPN Group Berkolaborasi Lakukan 3 Program Ketahanan Pangan
- Kementan Terbitkan Kebijakan Perlindungan Lahan Pertanian Demi Swasembada Pangan
- Wamentan Sudaryono Optimistis Jambi Bisa Perkuat Ketahanan Pangan Nasional
- Pemerintah Resmi Setop Impor di 2025, Ini Alasannya