Kementan: Program Green House di Bogor Cikal Bakal Pemasok Tanaman Hias Ekspor

Model bisnis dengan bekerja sama dengan masyarakat ini, kata Ade, sejatinya amanat dari Menteri Pertanian.
Dia mengatakan Mentan SYL menyampaikan kalimat sederhana kalau potensi itu jangan dipegang sendiri oleh Minaqu.
"Atas dasar itulah kami melakukan kemitraan dengan masyarakat di sekitar,” ujar Ade.
Adanya ide mereplikasi model kerja sama dengan petani lokal, dirasa dirinya bukanlah hal yang sulit.
Hal itu lantaran Indonesia merupakan negara yang memiliki biodiversifikasi dengan kekayaan plasma nutfah masing-masing.
Sehingga bisa memanfaatkan kekhasan plasma nutfah yang dimiliki masing-masing daerah untuk dikembangkan.
“Kami ingin secara bertahap warga bisa mandiri secara bisnis. Jadi, pendampingan selama dua tahun ke depan diharapkan bisa melahirkan pusat tanaman hias yang dapat menyuplai langsung wilayah Eropa, Amerika, dan Asia Pasifik,” papar Ade.
Lurah Bojongkerta Hari Cahyadi mengatakan pola kemitraan dengan masyarakat petani di lingkungannya ialah wujud pemerintah hadir di tengah masyarakat.
Kementerian Pertanian menyebut program pengembangan green house merupakan salah satu yang diinginkan oleh Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo.
- Serapan BULOG Melonjak 2.000 Persen, Hendri Satrio: Dampak Tangan Dingin Mentan Amran
- Lewat Ekspor, 5,2 Ton Kerapu Asal Wakatobi Tembus Pasar Hong Kong
- Perusahaan Asal Probolinggo Catat Ekspor Perdana Uniform Senilai Rp 3,3 M ke Singapura
- Bea Cukai Berikan Fasilitas Kawasan Berikat untuk Produsen Tas Jinjing di Jepara
- Lewat Ekspansi Ekspor Produk Tembakau Inovatif, Sampoerna Dukung Pertumbuhan Ekonomi
- PT BRA 3 Kalasan Sukses Ekspor Pakaian Dalam Wanita ke AS, Ini Harapan Bea Cukai