Kementan Tingkatkan Ekspor Sarang Walet Ke Tiongkok
"Kita fokus pengawasan registrasi rumah walet, dokumen dan sertifikat, label dan proses pemanasan. Paling tidak setahun sekali harus dilakukan verifikasi pada alur produksi sarang burung walet," katanya.
Selain itu, kata Agus, Karantina Pertanian juga rutin melakukan uji laboratorium untuk mendeteksi kandungan nitrit dan mikrobiologi pada produk yang akan dipasarkan. "Karena kalau nanti ditemukan penyakit di negara tujuan ekspor maka kita akan di banned. Ini sangat berisiko kalau SBW kotor tetapi tetap diekspor. Apalagi kita sedang mendorong peningatan ekspor dan investasi," katanya.
Direktur Ekspor Produk Pertanian dan Kehutanan Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kemendag, Sulistyawati, menyampaikan bahwa upaya pemerintah dalam membuka keran ekspor sarang burung walet salah satunya dengan mendirikan kantor perwakilan dagang di sejumlah negara.
"Di antaranya kantor perwakilan dagang kita di Shanghai, China. Melalui kantor ini, pelaku usaha bisa mempromosikan produknya secara luas. Apalagi tahun ini kita akan ikut pameran ekspor impor terbesar di China yang dibuka pada bulan november mendatang. Kita juga kerjasama dengan pihak pihak lain di China, termasuk dengan Kedubes yang siap mengkoordinir," katanya.
Sulistyawati mengatakan, kemendag juga terus mendorong Kedubes lain untuk mempromosikan sarang burung walet ke masing-masing negara tempat ia bertugas. "Jadi tidak hanya ke Cina saja, melainkan ke semua negara harus kita promosikan. Makanya ke depan akan kita atur rencana perubahan Permendag supaya aturanya lebih terbuka bagi eksportir yang mau melakukan ekspor dan membenahi tata niaganya," katanya.
Sementara itu, Ketua Perkumpulan Pengusaha Sarang Burung Walet Indonesia (PPSBI), Boedi Mranata menambahkan, perkembangan pasar walet Indonesia memiliki dinamika yang beragam. Salah satunya akses ekspor yang dianggap ilegal. Kebutuhan di Tiongkok masih sangat tinggi hingga 1500 ton, namun hanya 5 persen di antaranya yang tercatat di Indonesia sebagai produk ekspor langsung ke China. Sisanya dijual secara mentah atau masuk melalui Vietnam dan Hong Kong.
"Kalau buat saya tidak ada walet yang ilegal karena tidak mungkin masuk ke Hongkong atau cina tanpa pengecekan yang detail. Yang harus kita fokus adalah meningkatkan kualitas," katanya.
Sekedar catatan, forum fokus diskusi ini dihadiri ratusan peserta dari berbagai latar belakang. Mereka mewakili pengusaha, eksportir dan pemerintah. Adapun narasuber lain yang juga turut hadir adalah ketua Asosiasi Peternak dan Pedagang Sarang Walet Indonesia, Wahyudi.
Kementan mengajak para pelaku usaha sarang burung walet (SBW) untuk meningkatkan kualitas produksinya dan potensi ekspor nasional.
- Pemprov Kalsel Siapkan 41.829 Hektare Untuk Optimalisasi Lahan Rawa
- Pelaku Usaha Harapkan Prabowo Bentuk Badan Otoritas Sawit
- Jadi Mitra Strategis Kementan, Kementrans Siap Bantu Penyediaan Tenaga Kerja
- DWP Kementan Memperkuat Peran Strategisnya Sejalan dengan Visi Indonesia Emas 2045
- Baharkam Polri Siapkan Pilot Project Peningkatan Komoditas Jagung di Cianjur
- Dukung Ketahanan Pangan, Kementan Bagikan Ribuan Benih Buah di CFD Bekasi