Kementerian Baru dan Masa Depan Kebudayaan

Oleh Fathan Mubarak*

Kementerian Baru dan Masa Depan Kebudayaan
Kementerian Kebudayaan. Ilustrasi. Foto: source for JPNN

jpnn.com - Sejarah kebudayaan di Nusantara setidaknya dimulai sejak lima puluh ribu tahun lalu—ketika Homo Wajakensis diketahui pernah hidup di Tulungagung.

Saat itu, nenek moyang orang Indonesia sudah ada di wilayah Asia Tenggara dan sebagian dari mereka bergerak ke Amerika lewat Selat Bering.

Pada 8.000-6.000 SM, Zaman Es berakhir. Paparan Sunda tenggelam. Sumatra, Jawa, Kalimantan, yang semula menyatu dengan daratan Asia, terpecah menjadi pulau-pulau terpisah.

Dalam hipotesa Oppenheimer, berakhirnya Zaman Es membuat orang Austronesia, termasuk nenek moyang orang Indonesia, menyebar ke seluruh dunia dari Asia Timur hingga Amerika Selatan dengan membawa ilmu tani dan irigasi.

Salah satu yang mendapat pengaruh adalah Peradaban Sumeria pada sekitar 5.000 SM.

Pada saat yang sama, kebudayaan Gunung Padang muncul di Cianjur, peradaban Goa Pawon muncul di Bandung, hingga memasuki abad pertama masehi.

Peradaban Teluk Lada muncul di pantai barat pulau Jawa. Lalu kita menyaksikan abad yang berlari dimana kerajaan-kerajaan di Nusantara lahir-mati silih berganti.

Barangkali sejarah memang diakronis dan memanjang dalam waktu. Namun, apa yang disebut kebudayaan Indonesia hari ini, lebih tampak sebagai penggalan-penggalan narasi yang seringnya patut dicurigai.

Pemerintahan Prabowo - Gibran hasil pemilu 2024 menjadi yang pertama dalam sejarah Indonesia yang menjadikan kebudayaan sebagai kementerian tersendiri.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News