Kemiskinan Desa Menurun Cepat karena Inflasi Terjaga dan Daya Beli Meningkat

Kemiskinan Desa Menurun Cepat karena Inflasi Terjaga dan Daya Beli Meningkat
Mentan Amran Sulaiman. Foto : Humas Kementan

Menurut Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto, turunnya angka kemiskinan ini terjadi di wilayah Kota dan Desa. Angka di pedesaan jumlahnya jauh lebih cepat, yakni sekitar 0,25 persen. Sedangkan di kota turun 0,20 persen sejak periode September hingga Maret 2019. Meski begitu, harus diakui bahwa masih ada disparitas yang cukup tinggi antara kemiskinan di kota dan desa. Masing-masing angkanya sebesar 6,69 dan 12,85 persen

Berdasarkan data BPS, rata-rata upah riil buruh tani di desa naik 0,93 persen. Sedangkan Nilai Tukar Petani (NTP) selalu berada diatas 100.  Hal ini berarti daya beli petani semakin baik, dan kesejahteraan mereka semakin meningkat. 

Kemampuan pemerintah menjaga laju inflasi dan harga bahan pokok juga menjadi salah satu faktor angka kemiskinan menurun. Secara nasional harga eceran beberapa komoditas pokok antara lain ayam ras, minyak goreng, gula pasir, cabai rawit, dan cabai merah mengalami penurunan. Inflasi periode September 2018 sampai Maret 2019 tercatat hanya sebesar 1,53 persen. 

"Ketersediaan stok dan pengawalan rantai distribusi bahan pangan menjadi kunci pemerintah mampu menjaga inflasi. Kebijakan Kementan telah tepat sasaran, dan kami bersyukur masyarakat miskin pedesaan menurun cepat,” tutup Kariyas. (jpnn)


Kementan mengimplementasikan program Bedah Kemiskinan Rakyat Sejahtera (Bekerja).


Redaktur & Reporter : Djainab Natalia Saroh

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News