Kemiskinan Petani dan Upaya Swasembada Pangan
Oleh: Jan Prince Permata - Mahasiswa Doktoral Perbanas Institute & Wakil Sekjen Perhimpunan Sarjana Pertanian Indonesia (PISPI)

jpnn.com - Petani dan pangan seperti dua sisi mata uang yang tak bisa dipisahkan. Keduanya saling melengkapi dan saling menguatkan.
Di Indonesia yang menanam pangan, katakanlah, padi adalah petani yang mayoritas petani kecil atau gurem, bukan korporasi besar.
Ini berarti, kondisi ketercukupan pangan sangat erat kaitannya dengan kondisi dan keadaan yang dihadapi petani itu sendiri.
Presiden Prabowo Subianto pada pidato pertamanya seusai Pengucapan Sumpah sebagai Presiden Republik Indonesia di Gedung Nusantara MPR/DPR/DPD, Jakarta, pada Minggu, 20 Oktober 2024 menyatakan komitmen Indonesia menuju swasembada pangan sebagai langkah utama guna menghadapi tantangan global yang makin kompleks.
Presiden Prabowo menyampaikan bahwa dalam situasi krisis global, negara-negara lain akan mengutamakan kepentingan domestiknya. Untuk itu, Indonesia harus mampu memproduksi dan memenuhi kebutuhan pangan nasional secara mandiri.
Tidak tanggung-tanggung, Presiden meyakini paling lambat empat hingga lima tahun lagi Indonesia akan swasembada pangan. Bahkan Indonesia siap menjadi lumbung pangan dunia.
Sejatinya, Indonesia pernah mencapai swasembada pangan, khususnya beras, pada tahun 1984. Pencapaian ini diakui oleh Food and Agriculture Organization (FAO), yang memberikan penghargaan kepada Indonesia atas keberhasilannya dalam memenuhi kebutuhan beras secara mandiri.
Presiden Suharto ketika itu mampu mewujudkan swasembada beras melalui lima langkah. Pertama, revolusi hijau berupa penerapan inovasi dan teknologi pertanian, seperti penggunaan bibit unggul, pupuk, pestisida, dan irigasi yang baik.
Presiden Prabowo mengatakan komitmen Indonesia menuju swasembada pangan sebagai langkah utama guna menghadapi tantangan global yang makin kompleks.
- Kementan Beri Bimtek dan Sertifikasi Kompetensi untuk Juru Sembelih Halal
- Wamentan Sudaryono Ingin Ekspor Pertanian ke Eropa Meningkat Agar Petani Sejahtera
- Gus Ipul Yakin DTSEN Bisa Percepat Penurunan Kemiskinan
- Serapan Gabah Lampaui Target, Indonesia Aman dari Darurat Pangan
- Strategi AA Kadu Menguasai Bisnis Bibit Durian Berkualitas
- Kementan Tinjau Lokasi Climate Smart Agriculture di Subang