Kemiskinan Petani dan Upaya Swasembada Pangan

Oleh: Jan Prince Permata - Mahasiswa Doktoral Perbanas Institute & Wakil Sekjen Perhimpunan Sarjana Pertanian Indonesia (PISPI)

Kemiskinan Petani dan Upaya Swasembada Pangan
Mahasiswa Doktoral Perbanas Institute & Wakil Sekjen Perhimpunan Sarjana Pertanian Indonesia (PISPI) Jan Prince Permata. Foto: Dokumentasi pribadi

Di China, pemerintah secara konsisten memberikan subsidi besar-besaran kepada petani, baik dalam bentuk pupuk, benih, maupun teknologi dan alat pertanian  modern.

Program Rural Vitalization yang dicanangkan sejak 2018 mampu meningkatkan  pendapatan petani negeri tirai bambu tersebut melalui diversifikasi ekonomi perdesaan, modernisasi teknologi pertanian, dan pembangunan infrastruktur.

China juga memiliki sistem cadangan pangan yang kuat, memungkinkan pemerintah menjaga stabilitas harga produk pertanian. Dengan investasi besar dalam penelitian dan pengembangan (R&D) sektor agrikultur, produktivitas pertanian di China meningkat signifikan.

India, di sisi lain, meluncurkan program National Food Security Mission yang meliputi distribusi benih berkualitas tinggi, peningkatan kapasitas petani melalui pelatihan, dan penerapan teknologi hemat air seperti irigasi tetes.

Selain itu, India mengembangkan sistem Minimum Support Price (MSP), di mana pemerintah India  menjamin pembelian hasil panen petani dengan harga minimum untuk melindungi jutaan petani dari fluktuasi pasar. India juga gencar mendorong ekspor dengan membangun jaringan logistik yang kuat, seperti pelabuhan khusus untuk produk agrikultur.

Keberhasilan kedua negara ini menunjukkan bahwa dukungan kebijakan yang kuat, investasi di sektor pertanian serta perlindungan terhadap petani adalah kunci untuk mencapai swasembada pangan dan meningkatkan kesejahteraan petani. Indonesia dapat belajar dari pengalaman ini untuk mengatasi kemiskinan perdesaan dan mencapai ketahanan pangan yang berkelanjutan.

Dalam upaya mewujudkan swasembada pangan, kita juga  perlu mengingat dan merenungkan pesan profetik Bung Karno, yang menekankan pentingnya sektor pertanian sebagai pilar utama kemandirian ekonomi. “Berdikari dalam pangan adalah harga mati. Jangan pernah tergantung pada bangsa lain untuk mengisi perut rakyat kita," kata Bung Karno dalam berbagai kesempatan.

Selain Bung Karno, kita juga perlu mengingat dan merefleksikan pemikiran Almarhum Profesor Sajogyo yang menekankan pentingnya keadilan dan pemihakan negara terhadap petani kecil dalam kebijakan pangan.  

Presiden Prabowo mengatakan komitmen Indonesia menuju swasembada pangan sebagai langkah utama guna menghadapi tantangan global yang makin kompleks.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News