Kemkomdigi: Tak Usah Terbuai Keuntungan Karena Judol tak Ada Menangnya

Kemkomdigi: Tak Usah Terbuai Keuntungan Karena Judol tak Ada Menangnya
Ilustrasi. Waspada judi online. Foto dok. Kominfo

jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) terus melakukan upaya penanganan judi online (judol), baik secara mandiri maupun bekerja sama dengan kementerian dan lembaga terkait.

Sekretaris Direktorat Jenderal Komunikasi Publik dan Media (KPM) Kemkomdigi, Mediodecci Lustarini bersama bintang muda Sheryl Sheinafia berbagi pandangan inspiratif tentang gaya hidup sehat dan cara menjauhi jebakan ilusi "easy money" dalam podcast bertajuk Lari dari Judol.

Hingga 27 Desember 2024, Kemkomdigi telah memblokir 5.512.602 konten terkait judol di berbagai platform digital.

Mediodecci mengungkapkan bagaimana judol memberi dampak buruk pada fisik, psikologis, maupun sosial masyarakat

“Pergerakan dana dari aktivitas-aktivitas tersebut sangat besar khususnya terkait judol. Dan 80 ribu yang tersasar adalah mereka yang masuk kategori anak-anak,” ujar Medidecci.

“Begitu mudah mengakses situs judol. Maraknya game online menjadi pintu masuk para pelaku untuk menjaring pengikut. Sangat tipis membedakan game yang benar atau judol. Jadi selalu waspada dan awasi anak-anak kita,” paparnya.

Iklan judol bahkan sering muncul terselubung di platform-platform populer yang mungkin pemilik pun tidak sadar akunnya terafiliasi atau dimanfaatkan pelaku judol.

Mediodeci pun mengingatkan kepada masyarakat khususnya kepada Aparatur Sipil Negara (ASN) karena bukan hanya mereka yang terindikasi melindungi judol, tapi yang bermain pun akan diproses hukum.

Kita semua memiliki peran dalam membentuk masyarakat yang lebih sehat, bebas dari jebakan judol. Ganti judi dengan gaya hidup positif.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News