Kemlu Himbau WNI Hati-hati Ke Thailand
Rabu, 14 April 2010 – 23:54 WIB
Beberapa hari lalu, kekerasan terjadi di jalan-jalan di Bangkok, ibukota Thailand. Pada Sabtu (10/4), sedikitnya 14 warga sipil tewas, begitu pula dari pihak tentara ada 5 tengara Thailand menghembuskan nafas terakhir pasca bentrok dengan demonstrans.
Baca Juga:
Kondisi diperparah dengan banyaknya warga yang luka-luka, jumlahnya capai 825 orang. Ironis, seorang jurnalis asal Jepang dari kantor berita Thomson Reuters ikut tewas dalam bentrokan antara tentara dengan para pengunjuk rasa "Kaus Merah", pendukung mantan perdana menteri Thaksin Shinawatra. Demonstran mendesak Perdana Menteri (PM) Abhisit Vejjajiva mundur dari jabatannya. Demonstrans juga mendesak dilakukan Pemilu dini. Desakan itu dibuktikan dengan pendudukan kantor KPU Thailand oleh pendukung “Kaus Merah”.
Teuku mengatakan, sebenarnya pemerintah Indonesia pernah melarang warga berpergian ke suatu negara, bahkan lebih dari sebatas travel warning, seperti di Afganistan dan Irak. Kondisi di Bangkok berbeda dengan Afganistan dan Irak. Pemerintah RI menarik Duta Besar (Dubes) RI untuk Afganistan saat perang di Afganistan, pasca serangan 11 September 2001 di New York. Dubes RI untuk Afganistan yang ditarik bahkan hingga sekarang belum dikembalikan, dalam artian KBRI di Afganistan masih kosong.
Berbeda dengan di Irak, setelah Dubes RI ditarik pada 2003, namun pada 2007 lalu sudah dikembalikan. Penarikan hanya dilakukan saat terjadi invasi (pendudukan asing) di Irak. “Kita terus memantau kondisi semua negara, terutama negara dalam kondisi ricuh dan perang. Bila kondisi stabil, Dubes kembali dikirim,” paparnya.(gus/jpnn)
JAKARTA - Kementerian Luar Negeri memberi imbauan kepada warga Indonesia untuk hati-hati berpergian ke Thailand selama kondisi masih ricuh. Hanya
Redaktur & Reporter : Auri Jaya
BERITA TERKAIT
- Kemlu RI Berharap PM Israel Benjamin Netanyahu Segera Ditangkap
- Operasi Patkor Kastima 2024 Dimulai, Bea Cukai-JKDM Siap Jaga Kondusifitas Selat Malaka
- Hari Martabat dan Kebebasan, Simbol Ketahanan dan Harapan Rakyat Ukraina
- Gaza Menderita, Otoritas Palestina Tolak Rencana Israel Terkait Penyaluran Bantuan
- Indonesia Merapat ke BRICS, Dubes Kamala Tegaskan Sikap Amerika
- Ngebet Usir Imigran, Donald Trump Bakal Kerahkan Personel Militer