Kemnaker Dorong Tiga Pilar Percepatan Kompetensi SDM
jpnn.com, JAKARTA - Indonesia tengah memasuki era revolusi industri 4.0 dimana ada beberapa jenis pekerjaan lama yang hilang dan beberapa jenis pekerjaan baru yang muncul. Menyikapi hal tersebut, pemerintah terus mengoptimalkan 3 (tiga) pilar percepatan peningkatan kompetensi sumber daya manusia (SDM).
Tiga pilar tersebut mengacu pada penyiapan SDM yang sesuai dengan kebutuhan dunia industri baik dari segi kualitas maupun kuantitas, program Reorientasi, Revitalisasi, dan Rebranding Balai Latihan Kerja (3R BLK), dan program pemagangan berbasis jabatan tertentu di dunia industri.
"Ketiga komponen tersebut menjadi dasar bagi seluruh pemangku kepentingan, agar pembangunan SDM kompeten ini sejalan dengan semangat pemerataan pembangunan ekonomi,” kata Menaker Hanif Dhakiri dalam arahannya yang dibacakan oleh Kepala Biro Humas Kemnaker Sahat Sinurat saat memberikan sambutan sekaligus membuka Press Tour Kemnaker bertajuk "Pembangunan Ketenagakerjaan Melalui Pengembangan Potensi Daerah" di Balai Latihan Kerja (BLK) Lombok Timur (Lotim), Nusa Tenggara Barat, Kamis (22/3).
Sahat menambahkan, dalam hal peningkatan kompetensi SDM, Kemnaker telah melakukan penguatan akses pelatihan kerja di BLK. Program tersebut telah berjalan dengan baik terutama di Balai latihan kerja di bawah naungan Kemnaker RI.
Khusus untuk program 3R BLK, lanjut Sahat, sudah terimplementasikan pada 5 BLK, yakni BBPLK Bandung untuk kejuruan unggulan manufaktur dan otomotif, BBPLK Serang untuk program unggulan welding (pengelasan) dan listrik, BBPLK Bekasi untuk program unggulan elektronika dan teknologi dan informasi, BBPLK Semarang untuk program unggulan fashion technology dan administrasi bisnis dan manajemen, serta BBPLK Medan untuk program unggulan bangunan dan pariwisata.
“Selain di BLK, untuk program pemangan sendiri sebagai salah satu program unggulan Kemnaker, sudah memiliki kurikulum dan silabus yang mengacu pada standar Kualifikasi Kerja Nasional Indonesia (KKNI), baik standar khusus atau standar Internasional," ungkap Sahat.
Sementara itu, Kadisnakertrans NTB, Wildan menambahkan ada 4 tantangan utama pembangunan ketenagakerjaan khusus di wilayah NTB. "Pertama, penurunan angka prngangguran tidak sejalan dengan penurunan angka kemiskinan di NTB," papar Wildan.
Kedua, imbuh Wildan, tingkat pendidikan dan kompetensi angkatan kerja yang rendah masih didominasi pendidikan SMP ke bawah. Ketiga, kurangnya kualitas dan kuantitas instruktur di BLK/LLK.
Menurut Sahat, dalam hal peningkatan kompetensi SDM, Kemnaker telah melakukan penguatan akses pelatihan kerja di BLK.
- Menaker Ajak Dunia Usaha Terus Perkuat Kerja Sama, Ini Tujuannya
- Kemnaker Terima Aksi Demo Damai dari Serikat Pekerja
- Terjadi Kecelakaan Kerja Berulang, Wamenaker Tinjau Smelter IMIP
- Menaker Yassierli dan Mendagri Tito Gelar Rakor, Bahas PHK hingga Upah Minimum 2025
- Menaker Yassierli Bertekad Pertahankan WTP Lewat Penguatan Integritas Pegawai
- Raker dengan Komisi IX DPR, Menaker Yassierli Paparkan Arah Kebijakan Ketenagakerjaan