Kemudahan Akses Lahan & Perizinan Hulu Migas Bisa Mendukung Ketahanan Energi
Termasuk di antaranya mengurangi beban impor minyak, peningkatan pendapatan negara dari migas, dan multiplier pertumbuhan ekonomi.
“Kita akan sangat diuntungkan dengan peningkatan produksi itu, sehingga mengurangi ketergantungan importasi BBM. Kita bisa menghemat devisa, karena pembelian dengan mata uang dolar AS. Belum lagi saat ini ketika harga minyak dunia sedang tinggi. Makanya, semua pihak harus mendukung agar PHE terus meningkatkan kinerja positif,” lanjut Ryan.
Ryan menyebut, saat ini devisa yang terpakai untuk impor memang masih tinggi. Untuk minyak misalnya, dengan asumsi bahwa Indonesia masih membutuhkan sekitar 500 ribu barel per hari dari impor.
“Jika menggunakan asumsi harga minyak dunia APBN sekitar 82 dolar AS per barel, berarti kita butuh 41 juta dolar AS per hari untuk membeli minyak dari pasar Singapura. Jika dikalikan kurs sekarang sekitar Rp16 ribu per dolar AS, maka angkanya adalah Rp656 miliar per hari hanya untuk membeli minyak internasional. Itu kan pemborosan,” urai Ryan.
Ryan juga menyebut, kemudahan perizinan pun berdampak positif juga bagi daerah bersangkutan.
“Kan ada yang namanya Dana Bagi Hasil (DBH), sudah ada aturannya,” lanjut Ryan.(chi/jpnn)
Kemudahan perizinan dan dukungan pemerintah pusat dan daerah, akan membuka peluang ekplorasi dan eksploitasi yang agresif.
Redaktur & Reporter : Yessy Artada
- Konsorsium PHE, Sinopec & KUFPEC Teken Kontrak PSC Wilayah Kerja Melati, Ini Targetnya
- Pertamina Patra Niaga Raih 5 Penghargaan Keselamatan Migas 2024
- Pertamina Ditunjuk sebagai Secretary In Charge pada ASCOPE untuk Periode 2024-2029
- Jaga Keberlanjutan Energi Transisi, Pertamina Kembali Temukan Sumberdaya Gas di Sulawesi
- Umumkan Kinerja Keuangan Kuartal II 2024, RAJA Catat Peningkatan Laba Bersih 60% YoY
- BUMN Energi Tanzania Gandeng Pertamina untuk Jajaki Peluang Baru Sektor Hulu Migas