Kemunculan Ormas Preman Selalu Warnai Dunia Politik Indonesia

Preman, jagoan, atau entrepreneur kekerasan dinilai tak pernah absen dalam perpolitikan Indonesia. Sejak era orde baru hingga saat ini, organisasi masyarakat (ormas) yang melakukan praktek kekerasan selalu muncul walau dengan pola hubungan yang berbeda, baik dengan penguasa ataupun rakyat.
Lemahnya penegakan hukum dan tak terpenuhinya kebutuhan dasar warga miskin dianggap sebagai faktor langgengnya preman politik.
Orde baru yang berlangsung selama 32 tahun di Indonesia mewariskan sejumlah ormas yang dianggap dekat dengan negara dan melakukan kekerasan.
Rezim otoriter pimpinan Soeharto itu, sebagai sistem kekuasaan, dipandang memiliki hubungan atau relasi khusus yang dibangun dengan entrepreneur kekerasan pada tingkat lokal, baik di tingkat kampung maupun organisasi.

Namun setelah orde baru tumbang dan reformasi bergulir, keberadaan dan pola operasi ormas-ormas tersebut dinilai lebih rumit.
Mereka tak lagi menempel penguasa lekat-lekat, namun juga tak menjauh dari hingar-bingar dunia politik.
Pasca reformasi, mereka beroperasi layaknya pegawai lepas atau freelance dalam perpolitikan Indonesia.
- Hal yang Perlu Disiapkan untuk Hadapi Cuaca Buruk, Seperti Siklon Alfred
- Dunia Hari Ini: Bom Bunuh Diri di Pakistan Menewaskan 18 Orang
- Kabar Australia: Hampir 100 Orang Tenggelam Sepanjang Musim Panas
- Dunia Hari Ini: Ribuan Harus Mengungsi, BMKG Minta Warga Tetap Siaga
- Dunia Hari Ini: Kesehatan Paus Kembali Mengalami Kemunduran
- Peserta WHV Asal Indonesia yang Meninggal Dikenang Ayahnya Sebagai Orang Saleh