Kemunculan Ormas Preman Selalu Warnai Dunia Politik Indonesia
Preman, jagoan, atau entrepreneur kekerasan dinilai tak pernah absen dalam perpolitikan Indonesia. Sejak era orde baru hingga saat ini, organisasi masyarakat (ormas) yang melakukan praktek kekerasan selalu muncul walau dengan pola hubungan yang berbeda, baik dengan penguasa ataupun rakyat.
Lemahnya penegakan hukum dan tak terpenuhinya kebutuhan dasar warga miskin dianggap sebagai faktor langgengnya preman politik.
Orde baru yang berlangsung selama 32 tahun di Indonesia mewariskan sejumlah ormas yang dianggap dekat dengan negara dan melakukan kekerasan.
Rezim otoriter pimpinan Soeharto itu, sebagai sistem kekuasaan, dipandang memiliki hubungan atau relasi khusus yang dibangun dengan entrepreneur kekerasan pada tingkat lokal, baik di tingkat kampung maupun organisasi.
Photo: Sampul buku "Politik Jatah Preman" dalam versi aslinya, bahasa Inggris. (Supplied; Ian D,Wilson)
Namun setelah orde baru tumbang dan reformasi bergulir, keberadaan dan pola operasi ormas-ormas tersebut dinilai lebih rumit.
Mereka tak lagi menempel penguasa lekat-lekat, namun juga tak menjauh dari hingar-bingar dunia politik.
Pasca reformasi, mereka beroperasi layaknya pegawai lepas atau freelance dalam perpolitikan Indonesia.
- Inilah Sejumlah Kekhawatiran Para Ibu Asal Indonesia Soal Penggunaan Media Sosial di Australia
- Dunia Hari ini: Trump Bertemu Biden untuk Mempersiapkan Transisi Kekuasaan
- Dunia Hari Ini: Penerbangan dari Australia Dibatalkan Akibat Awan Panas Lewotobi
- Dunia Hari Ini: Tabrakan Beruntun Belasan Mobil di Tol Cipularang Menewaskan Satu Jiwa
- Korban Kecelakaan WHV di Australia Diketahui Sebagai Penopang Ekonomi Keluarga di Indonesia
- Trump Menang, Urusan Imigrasi jadi Kekhawatiran Warga Indonesia di Amerika Serikat