Kemunculan Ormas Preman Selalu Warnai Dunia Politik Indonesia
Terkait temuan Wilson mengenai entrepreneur kekerasan dalam Ormas, Ketua FBR Luthfi Hakim mengatakan pihaknya tak bisa menutup mata.
"Kalau memang itu ada ya (di dalam FBR), kita memang tidak bisa nafikan ya. Tapi kan keberadaan kita memang berangkat dari masyarakat dan bergerak sesuai dengan keadaan di masyarakat.
"Terlalu naif kalau kita mengatakan tidak ada, tapi kan itu memang realita yang ada di masyarakat. Ada enggak ada FBR, itu (premanisme) juga terjadi kan," tuturnya kepada ABC.
Namun Luthfi membantah adanya kontrak politik yang dilakukan organisasinya dengan elit manapun.
"Kita tidak pernah melakukan kontrak politik dengan elit, artinya secara organisasi FBR tidak berafiliasi dengan partai politik manapun. Tapi kita membebaskan anggota-anggota untuk aktif di partai manapun."
Ia juga mengaku organisasinya menindak tegas anggota yang melakukan praktek 'jatah preman'.
"Jangankan anggota biasa, ada Panglima FBR pernah saya pecat. Dia melakukan tindakan seolah mengadvokasi warga tapi kemudian ia ambil uangnya tanpa ada tindakan apapun yang pada akhirnya merugikan orang itu sendiri.
Mengatasi entrepreneur kekerasan
Menurut Tenry Masengi, mantan aktivis '98 yang sempat aktif di PDIP, tumbuh suburnya organisasi yang dituding ormas preman dalam era reformasi, disebabkan oleh lemahnya penegakan hukum.
- Universitas Australia Akan Jadi yang Pertama Gunakan AI di Asia Pasifik
- Dunia Hari Ini: Pesawat Azerbaijan Airlines yang Jatuh Kemungkinan Ditembak Rusia
- Rencana Indonesia Bangun Pembangkit Tenaga Nuklir Dikhawatirkan Memicu Bencana
- Dunia Hari Ini: Dua Negara Bagian di Australia Berlakukan Larangan Menyalakan Api
- Dunia Hari Ini: Harvey Moeis Divonis Enam Setengah Tahun Penjara
- Australia Membutuhkan Pekerja Lepasan yang Cukup Banyak Menjelang Akhir Tahun