Kemunculan Ormas Preman Selalu Warnai Dunia Politik Indonesia

"Lembaga-lembaga penegakkan hukum kehilangan kepercayaan masyarakat. Namun pada bagian lain, ada lembaga penegakkan hukum justru mengambil keuntungan dari keadaan ini. Ormas menjadi perpanjangan tangan dari kegiatan ilegal aparat-aparat korup," ujarnya kepada ABC.

Kondisi ekonomi yang buruk, dinilai pria yang kini berprofesi sebagai pengacara ini, juga menyuburkan praktek tersebut.
"Bahkan dalam skala kecil, kita permisif bahkan mengamini praktek-praktek 'memalak' seperti di jalan-jalan saat putar balik kendaraan. Atau uang jago bagi para pengemudi angkutan umum," utaranya.
Ia berpendapat, praktek jatah preman semakin parah saat demokrasi langsung mulai diterapkan.
"Praktek membeli suara, money politics, beli nomor urut pencalegan semakin menjelaskan tidak saja ormas tapi juga partai menjadi fasilitatornya," sebut Tenry.
Sementara menurut politisi Gerindra, Miftah Nur Sabri, munculnya fenomena preman politik memang bertambah kompleks setelah reformasi berjalan.
Demokrasi dijadikan salah satu alat untuk mempertahankan keuntungan ormas preman.
- 'Nangis Senangis-nangisnya': Pengalaman Bernyanyi di Depan Paus Fransiskus
- Perjalanan Jorge Mario Bergoglio Menjadi Paus Fransiskus
- Paus Fransiskus, Pemimpin Gereja Katolik yang Reformis, Meninggal Dunia pada Usia 88 tahun
- Dunia Hari Ini: PM Australia Sebut Rencana Militer Rusia di Indonesia sebagai 'Propaganda'
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia