Kemungkinan Terburuk, COVID-19 Digunakan Sebagai Senjata Dalam Konflik Geopolitik
jpnn.com, JAKARTA - Ketua Umum DPP partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Anis Matta mengaitkan Virus Corona (COVID-19) dengan senjata biologi dalam konflik geopolitik.
Dia menyatakan sebuah kemungkinan COVID-19 digunakan sebagai senjata biologi.
"Kemungkinan yang buruk, yaitu COVID-19 ini juga digunakan menjadi senjata dalam konflik geopolitik," ujar Anis Matta dalam keterangannya di Jakarta, Minggu (4/7).
Anis Matta mengatakan COVID-19 ini datangnya dari Tiongkok dan Indonesia juga menggunakan vaksin dari negara tersebut.
Menurut dia, makna geopolitiknya adalah Indonesia sebagai korban dan pada waktu yang sama juga menjadi konsumen.
Anis kemudian mengajak publik untuk mulai menyadari adanya perlombaan luar biasa dari empat kekuatan utama dunia, yaitu Amerika Serikat (AS), Eropa, Rusia, China dalam memproduksi vaksin.
"Kita juga lihat di sini ada 'racing' atau perlombaan dari paling tidak empat kekuatan dunia yaitu, Amerika Serikat, Eropa, Rusia dan China dalam produksi vaksin," ujarnya.
Meski demikian, Anis Matta mengaku belum mengetahui apakah industri vaksin akan menjadi salah satu leading industri di masa yang akan datang.
Anis menyebut kemungkinan terburuk COVID-19 digunakan sebagai senjata dalam konflik geopolitik.
- Usut Kasus Pengadaan APD Covid-19, KPK Periksa Song Sung Wook dan Agus Subarkah
- Tip dari Analis Octa untuk Investor Pemula, Wajib Tahu!
- Saksi Ungkit Jasa Harvey Moeis dalam Penanganan Covid, Lalu Ungkap Pesan Jokowi & BG
- Wamenlu Anis Matta Puji Upaya Bantuan Kemanusiaan untuk Palestina
- Usut Kasus Korupsi di Kemenkes, KPK Periksa Dirut PT Bumi Asia Raya
- Kasus Korupsi Proyek APD Covid-19, KPK Jebloskan Pengusaha Ini ke Sel Tahanan