Kenaikan Harga Pertamax Kerek Inflasi
jpnn.com, JAKARTA - Setelah Agustus dan September deflasi, pada Oktober Indonesia kembali mengalami inflasi. Inflasi Oktober lalu tercatat 0,28 persen secara month-to-month (mtm); 2,22 persen year-to-date (ytd) sejak awal Januari 2018; dan 3,16 persen year-on-year (yoy).
Harga beberapa barang dan tarif sewa mengakibatkan inflasi pada Oktober. Misalnya, cabai merah yang memberikan andil inflasi 0,09 persen. Kemudian, harga BBM nonsubsidi seperti pertamax series dan emas perhiasan berkontribusi masing-masing 0,06 persen dan 0,03 persen terhadap inflasi. Tarif sewa rumah memberi andil 0,03 persen.
Namun, untuk keseluruhan harga bahan pangan, masih ada komoditas yang mengalami deflasi. Antara lain, telur ayam ras, bawang merah, serta sayur dan buah.
’’Inflasi bahan pangan masih terkendali. Kami harapkan harga bahan pangan stabil sampai akhir tahun,’’ ujar Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto, Kamis (1/11). Sasaran inflasi dari Bank Indonesia (BI) tahun ini adalah 2,5–4,5 persen.
Ekonom Indef Bhima Yudhistira menuturkan, inflasi tahun kalender sampai Oktober atau year-to-date sudah mencapai 2,22 persen. Hal itu harus diwaspadai. Dengan besaran inflasi Oktober yang sedikit di luar dugaan, sampai akhir tahun inflasi berisiko ada di kisaran 3,5 persen sampai 3,62 persen.
’’Faktor yang menyebabkan inflasi, antara lain, penyesuaian harga BBM nonsubsidi, kenaikan permintaan menjelang Natal dan tahun baru, serta penyesuaian harga karena pelemahan kurs rupiah,” katanya.
Direktur Eksekutif-Kepala Departemen Komunikasi BI Agusman Zainal menuturkan, inflasi pada Oktober 2018 tetap terkendali dalam kisaran sasaran 3,5 persen plus minus 1 persen meskipun secara bulanan meningkat.
Sementara itu, inflasi Jatim pada Oktober tercatat 0,19 persen. Komoditas utama yang memengaruhi inflasi pada bulan lalu ialah BBM serta beberapa komoditas lain yang harganya naik. Kepala BPS Jatim Teguh Pramono mengatakan, seluruh kota mengalami inflasi. Inflasi tertinggi Kota Malang dan Sumenep yang mencapai 0,30 persen. Yang terendah Banyuwangi sebesar 0,09 persen.
Tren penurunan harga deflasi akhirnya terhenti setelah pada Oktober 2018 kembali terjadi inflasi.
- PPN 12 Persen Berpotensi Picu Inflasi Serius
- Pasar Keuangan Global Makin Tak Pasti, Negara Berkembang Perlu Waspada
- Presiden Prabowo Apresiasi Upaya Pengendalian Inflasi Daerah di Rakor Kemendagri
- Prabowo Yakin Swasembada Pangan Kunci Pengendalian Inflasi
- Mendagri Tito Sebut Inflasi 1,55 Persen di November Terendah Sejak Indonesia Merdeka
- Kinerja Inflasi Terlihat, Direktur INDEF Sebut Kenaikan PPN Harus Ditunda