Kenaikan PPN dari Rakyat Akan Kembali kepada Rakyat
Menurutnya, penolakan yang datang dari sebagian kelompok merupakan sesuatu yang wajar. Seiring berjalannya waktu akan bisa dipahami dan diterima oleh masyarakat sembari terus melakukan sosialisasi dan edukasi.
"Ada penolakan itu wajar. Yang namanya kebijakan menaikkan harga atau tarif pajak risikonya ditolak. Apalagi kalau PDIP, sudah jelas, kan, oposisi. Buktinya waktu menjadi partai penguasa, PDIP menyetujui Undang-undangnya dan ketika PPN naik dari 10 persen ke 11 persen tahun 2022 lalu, PDIP terima. Sekarang saja menolak karena oposisi," ungkap Haidar.
Dia melihat ada upaya menakut-nakuti masyarakat melalui kenaikan tarif PPN. Ada stigma kenaikan tarif PPN akan membebani dan menyulitkan rakyat di tengah perekonomian yang sedang tidak baik-baik saja.
"Katanya ekonomi sulit, tetapi, di musim liburan kita saksikan arus lalu lintas makin padat, tempat-tempat wisata membludak, kafe-kafe ramai dan gadget laris manis. Betul apa tidak? Dan itu fakta. Makanya rakyat jangan mudah terprovokasi diperalat untuk menjatuhkan pemerintah," kata Haidar. (rhs/jpnn)
Yuk, Simak Juga Video ini!
Kenaikan tarif PPN dari rakyat akan kembali kepada rakyat dalam bentuk dan manfaat berbeda dengan jumlah berkali-kali lipat.
Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti
- PPN 12 Persen Hanya untuk Barang Mewah, DPR: Pemerintah Dengar Aspirasi Rakyat
- Ekonom Sebut Dampak PPN 12% Bakal Memukul UMKM
- Tok! Prabowo Naikkan PPN 12 Persen Hanya untuk Barang Mewah
- Bahlil Membantah Omongan Hasto, Agak Sok Tahu
- Potensi Rp 92 Triliun per Tahun, Cukai Karbon Lebih Cuan Ketimbang PPN 12%
- Jokowi Bantah Pernah Minta 3 Periode, Guntur Romli: Jadi Bahan Tertawaan Publik