Kenaikan Suku Bunga AS Tak Pengaruhi Ekonomi Indonesia
Hal tersebut didukung tumbuhnya ekspor, meningkatnya investasi, dan tingginya konsumsi rumah tangga.
”Ekspor tumbuh cukup baik, sejalan dengan berlanjutnya perbaikan ekonomi global dan kenaikan harga beberapa komoditas. Investasi mengalami peningkatan, terdorong oleh investasi bangunan, baik terkait proyek infrastruktur pemerintah maupun sektor properti swasta, serta perbaikan investasi non bangunan pada aktivitas sektor berbasis komoditas dan konstruksi,” lanjutnya.
Sementara itu, konsumsi rumah tangga diperkirakan tetap kuat, didorong oleh penyaluran tunjangan hari raya (THR).
BI pun memperkirakan perekonomian Indonesia pada 2017 tumbuh di kisaran 5–5,4 persen.
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Muliaman D. Hadad menambahkan, kenaikan FFR sesuai dengan prediksi pelaku industri keuangan.
”Saya kira dampaknya tidak terlalu besar,” ujarnya.
OJK pun meyakini pertumbuhan kredit masih akan mampu menyentuh kisaran 9–12 persen.
Terutama setelah perbankan Indonesia mendapatkan outlook positif dari lembaga pemeringkat Moody’s.
Kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral AS (The Fed Fund Rate/FFR) tidak berpengaruh signifikan pada perekonomian Indonesia.
- Kadin Luncurkan White Paper, Strategi Mewujudkan Pertumbuhan Ekonomi 8%
- Bank Indonesia & dibimbing.id Kolaborasi Melatih 300 Mahasiwa Mahir Digital Marketing
- RI Sulit Mencapai Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen Kalau Mengandalkan Kapasitas Fiskal
- Ekonom CORE: PPN 12 Persen Semestinya Ditunda
- Bea Cukai Beri Ruang Pelaku UMKM Promosikan Produknya di Atambua International Expo 2024
- Dukung Pertumbuhan Ekonomi Nasional, ASDP Hadirkan Bazar UMKM