Kenaikan Tarif Cukai Dinilai Hanya Akan Rugikan Petani Tembakau

jpnn.com, JAWA TIMUR - Kepala Dinas Perindustriagn dan Perdagangan Jawa Timur Drajat Irawan menyoroti mengenai wacana kenaikan tarif cukai hasil tembakau pada 2022.
Menurut Drajat Provinsi Jawa Timur, yang merupakan sentra penghasil tembakau terbesar di Indonesia, bahkan mencatat telah terjadi pengurangan 5.000 pekerja pabrik rokok sejak tahun lalu.
Padahal lebih dari 50% pekerja industri hasil tembakau ada di Jawa Timur.
“Dari data IHT di Jawa Timur, khususnya untuk skala kecil dari tahun ke tahun memang terjadi penurunan, apalagi saat pandemi. Sehingga muncul pengangguran dan turunnya kesejahteraan petani tembakau, karena mereka ini memasok tembakau untuk pabrik kecil,” ungkap Drajat dalam webinar LPEP FEB Universitas Airlangga pekan lalu.
Dia menambahkan, saat ini setidaknya ada 90 ribu lebih pekerja tembakau di Jawa Timur.
Kontribusi Jawa Timur terhadap penerimaan negara via CHT juga merupakan yang terbesar.
Tahun lalu, Jawa Timur menyumbang Rp101,9 triliun cukai, atau setara 59,38% total penerimaan cukai nasional.
Hal ini menjadikan Jawa Timur sebagai provinsi yang paling rentan terhadap dampak ekonomi bila IHT terganggu.
Kenaikan tarif cukai berpotensi menyebabkan terjadinya pengurangan tenaga kerja dan serapan tembakau.
- Taru Martani Sukses Ekspor Perdana di 2025, Begini Harapan Bea Cukai Yogyakarta
- Pendekatan THR Dinilai Strategi Efektif untuk Mengurangi Jumlah Perokok
- Pemerintah Diminta Dukung Penelitian Produk Tembakau Alternatif
- Soal Industri Kretek Nasional, PB HMI Minta Presiden Beri Arahan Lembaga Terkait
- Bea Cukai Terbitkan NPPBKC untuk Perusahaan Hasil Tembakau Asal Probolinggo
- Terbitkan NPPBKC untuk CV Java Kretek Indonesia, Ini Harapan Bea Cukai Purwokerto