Kenaikan Tarif Listrik Lebih Mendesak Dibanding BBM
Rabu, 21 Maret 2012 – 03:03 WIB
JAKARTA - Pengamat ekonom Anggito Abimanyi menilai menaikkan tarif tenaga listrik dinilai lebih mendesak dibandingkan dengan menaikkan harga BBM. Ini karena tarif listrik belum pernah naik sejak 2004. Selain itu, segmentasi yang beragam pada tarif listrik, bisa membuat penyaluran subsidi menjadi tepat sasaran.
"Tarif listrik itu lebih sensitif harga dibandingkan BBM. Kalau listrik dinaikkan, bisa dihemat. Tapi kalau tidak pakai BBM, tidak bisa jalan," kata Anggito di Kantor Menko Perekonomian, Jakarta,Selasa (20/3).
Baca Juga:
Anggito mengatakan kebutuhan subsidi listrik yang sudah mendekati Rp 100 triliun, sudah tidak sehat bagi APBN. Kenaikan tarif listrik juga mendesak karena program pembangkit listrik 10.000 MW tenaga batubara dan panas bumi belum sesuai dengan rencana. Kelistrikan nasional juga masih dihinggapi masalah tingginya biaya pokok produksi karena kurangnya pasokan gas dan batubara.
Ekonom Universitas Gadjah Mada yang pernah menjadi Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kemenkeu itu mengatakan, target pertumbuhan listrik 7 persen setahun tidak diimbangi dengan penyediaan pembangkit non BBM. Ini membuat listrik menjadi sangat sensitif terhadap harga peningkatan harga minyak mentah.
JAKARTA - Pengamat ekonom Anggito Abimanyi menilai menaikkan tarif tenaga listrik dinilai lebih mendesak dibandingkan dengan menaikkan harga BBM.
BERITA TERKAIT
- KAI Logistik Beri Diskon Spesial Pengiriman Paket & Sepeda Motor
- Komisi XI DPR RI Desak Apple Bertanggung Jawab Atas Ketimpangan Pendapatan dan Investasi di Indonesia
- Gandeng Pengusaha Lokal, Tangkas Motor Listrik Ekspansi ke Jawa Timur
- Majoo Expert Solusi Nyata untuk Para Pelaku Usaha di Indonesia
- BNI Culture Fest 2024: Transformasi Dalam Membangun Budaya Kerja & Kinerja
- Dampingi Prabowo Bertemu PM Trudeau, Menko Airlangga: Ini Mampu Tingkatkan Perdagangan