Kenaikan TDL Banjir Protes

“Nah, yang kasihan konsumen, karena selain diberatkan dengan kenaikan BBM, kenaikan TDL juga berbarengan dengan harga sembako,” katanya kepada Radar Bogor, kemarin.

Belum lagi, para pelaku usaha kecil di tengah tingkat kompetensi dan serbuan produk dari luar, tentu memberatkan pelaku usaha untuk bersaing. “Pada dasarnya, kami dari Hipmi sangat mengerti situasinya, tetapi harus diimbangi dengan peningkatan kualitas,” kata pengusaha perhotelan itu.

Meskipun demikian, hingga saat ini sebagian para pelaku usaha belum berani menaikkan harga. Umumnya, lebih bermain kepada bentuk produknya. “Ya, antisipasinya terjadi kepada pemangkasan bentuk produk. Namun, ini tentu tidak akan mengurangi kualitas, karena menjaga kepuasaan pelanggan adalah hal utama,” katanya.

Mengenai kejadian pemadaman yang kerap terjadi, Rifqi menilai sebenarnya itu tidak harus terjadi. Karena selain membuat produksi pengusaha industri berhenti, rata-rata alat elektronik di rumah-rumah warga pun berpotensi cepat rusak. “Adanya pemadaman dan lain-lain ini, potensi kerugiannya menjadi besar,” ujarnya.

Sebelumnya, Ketua Apindo Kota Bogor, Sukoco juga menyesalkan padamnya aliran listrik. “Hal ini membuat banyak industri di Kota Bogor tidak maksimal berproduksi. Bisa dikatakan rata-rata target produksi kita hanya 60 persen tercapai akibat padamnya listrik tersebut,” katanya.

Meski begitu, dirinya menyambut baik usulan agar PLN memberikan kompensasi. “Tak ada konfirmasi dari PLN, tiba-tiba mati listrik. Kami setuju bila ada kompensasi dari PLN terkait pemadaman. Karena ini pasti akan terjadi penggiliran pemadaman kembali,” pungkasnya.(rp3/ram/c)