Kenali Gejala Limfoma Hodgkin, Banyak Pasien Terkecoh, Akibatnya Fatal

Kenali Gejala Limfoma Hodgkin, Banyak Pasien Terkecoh, Akibatnya Fatal
Dr. dr. Andhika Rachman, SpPD-KHOM, pakar hematologi-onkologi dalam edukasi "Kenali Limfoma Hodgkin" yang digelar PT Takeda Indonesia bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan, Kamis (26/9). Foto Mesya/JPNN

Limfoma Hodgkin, meskipun lebih jarang ditemukan, memiliki ciri khas sel Reed-Sternberg dan biasanya menyerang orang dewasa muda serta mereka yang berusia di atas 55 tahun. 

Menurut data Globocan 2022, di wilayah Asia Tenggara tercatat 12.308 kasus baru Limfoma Hodgkin dan 4.410 kematian.

Di antara negara lain di Asia Tenggara, Indonesia mencatatkan 1.294 kasus baru dengan kematian sebanyak 373 kasus.

"Angka ini naik dari data Globocan di tahun 2020 yang mencatat 1.188 kasus baru dengan 363 kematian," ujar Andhika.

Selain kurang terdiagnosis dengan baik, banyak pasien baru datang ke dokter setelah penyakit mereka sudah memburuk.

Tidak jarang, mereka juga mengalami salah diagnosis karena gejalanya yang tidak spesifik dan sering menyerupai penyakit lain. 

Masyarakat perlu mewaspadai beberapa gejala seperti munculnya benjolan di area kelenjar getah bening, yang dapat disertai dengan gejala sistemik yang disebut sebagai B symptoms.

Gejalanya demam lebih dari 38 C tanpa penyebab yang jelas, keringat berlebihan di malam hari, serta penurunan bobot badan lebih dari 10% dalam 6 bulan berturut-turut tanpa disertai diet dan penyakit lain. 

Kenali gejala Limfoma Hodgkin sejak dini akan menyelematkan pasien dari penyakit kanker stadium 4

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News